Selasa 30 Juni
Kejatuhan dalam Dosa
"Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena mem-beri pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat" (Kej.3:6, 7).
Memakan sedikit buah itu sendiri bukanlah suatu tindakan dosa. Namun, perlu dipertimbangkan bagaimana itu terjadi. Adam dan Hawa adalah makhluk yang dilengkapi dengan kebebasan memilih, diciptakan Allah dalam gambar-Nya. Termasuk kebebasan—tetapi juga kewajiban—untuk mematuhi kehendak Allah yang sudah dinyatakan. Mereka memakan buah itu, bukan karena desakan keperluan tetapi karena pilihan. Ini adalah tindakan kebebasan berkehendak Adam dan Hawa sendiri dalam membantah perintah-perintah Allah yang spesifik dan jelas.
Demikian juga, kita harus memilih bagi diri kita sendiri apakah mau mengikuti Allah atau tidak, menghargai atau menentang firman-Nya. Ia tak akan pernah memaksa kita untuk menaati Dia, Ia tidak dapat memaksa kita untuk mengasihi Dia. Allah mengizinkan masing-masing kita memilih sendiri jalan mana yang akan kita tempuh. Tetapi pada akhirnya kita harus bersedia hidup dengan akibat-akibat pilihan kita.
Dengan memakan buah itu, Adam dan Hawa sesungguhnya mengatakan kepada Allah bahwa Ia bukanlah penguasa penuh. Kedaulatan-Nya ditantang. Mereka terbukti tidak taat, dan sebagai akibatnya, mereka membawa dosa dan maut bagi umat manusia.
"Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Ia menghalau manusia itu, dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan" (Kej. 3:23, 24, NIV).
Adam dan Hawa harus meninggalkan Firdaus. Suatu keharusan, namun suatu akibat yang berbelas kasihan. Allah tidak mengizinkan manusia pemberontak itu memiliki jalan ke pohon kehidupan. Dengan kasih sayang la menjauhkan Adam dan Hawa dari pohon yang dapat menjadikan mereka kekal sehingga mengekalkan kondisi mengerikan yang dibawa oleh dosa kepada mereka. (Bayangkanlah seperti apakah hidup kekal itu di dalam dunia yang penuh dengan sakit, derita dan kejahatan seperti yang kita punyai sekarang!) Adam dan Hawa diusir keluar dari taman yang indah untuk mengusahakan tanah yang kurang bersahabat di luar taman (ayat 23, 24).
Dalam konteks pelajaran hari ini, bacalah 1 Yohanes 2:16. Bagaimanakah unsur-unsur yang diamarkan dalam ayat ini terlihat dalam peristiwa kejatuhan dalam dosa? Dalam cara apakah kita harus menghadapi pencobaan yang sama dalam hidup kita juga?
8 Para Misionaris
Memakan sedikit buah itu sendiri bukanlah suatu tindakan dosa. Namun, perlu dipertimbangkan bagaimana itu terjadi. Adam dan Hawa adalah makhluk yang dilengkapi dengan kebebasan memilih, diciptakan Allah dalam gambar-Nya. Termasuk kebebasan—tetapi juga kewajiban—untuk mematuhi kehendak Allah yang sudah dinyatakan. Mereka memakan buah itu, bukan karena desakan keperluan tetapi karena pilihan. Ini adalah tindakan kebebasan berkehendak Adam dan Hawa sendiri dalam membantah perintah-perintah Allah yang spesifik dan jelas.
Demikian juga, kita harus memilih bagi diri kita sendiri apakah mau mengikuti Allah atau tidak, menghargai atau menentang firman-Nya. Ia tak akan pernah memaksa kita untuk menaati Dia, Ia tidak dapat memaksa kita untuk mengasihi Dia. Allah mengizinkan masing-masing kita memilih sendiri jalan mana yang akan kita tempuh. Tetapi pada akhirnya kita harus bersedia hidup dengan akibat-akibat pilihan kita.
Dengan memakan buah itu, Adam dan Hawa sesungguhnya mengatakan kepada Allah bahwa Ia bukanlah penguasa penuh. Kedaulatan-Nya ditantang. Mereka terbukti tidak taat, dan sebagai akibatnya, mereka membawa dosa dan maut bagi umat manusia.
"Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Ia menghalau manusia itu, dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan" (Kej. 3:23, 24, NIV).
Adam dan Hawa harus meninggalkan Firdaus. Suatu keharusan, namun suatu akibat yang berbelas kasihan. Allah tidak mengizinkan manusia pemberontak itu memiliki jalan ke pohon kehidupan. Dengan kasih sayang la menjauhkan Adam dan Hawa dari pohon yang dapat menjadikan mereka kekal sehingga mengekalkan kondisi mengerikan yang dibawa oleh dosa kepada mereka. (Bayangkanlah seperti apakah hidup kekal itu di dalam dunia yang penuh dengan sakit, derita dan kejahatan seperti yang kita punyai sekarang!) Adam dan Hawa diusir keluar dari taman yang indah untuk mengusahakan tanah yang kurang bersahabat di luar taman (ayat 23, 24).
Dalam konteks pelajaran hari ini, bacalah 1 Yohanes 2:16. Bagaimanakah unsur-unsur yang diamarkan dalam ayat ini terlihat dalam peristiwa kejatuhan dalam dosa? Dalam cara apakah kita harus menghadapi pencobaan yang sama dalam hidup kita juga?
8 Para Misionaris
0 komentar :
Post a Comment