Pendamaian dan Pengampunan


Korban bakaran ...itu diperkenan untuk mengadakan pendamaian baginya.' ‘Sehingga ia menerima pengampunan’” ( Imamat 1:4 5:10).

Kitab Imamat merinci sistem korban orang Israel—binatang apa yang dikorbankan, apa yang harus diperbuat dengan dagingnya, bagaimana memperlakukan darah korban.

Umumnya kita akan merasa jijik terhadap sistem ibadah "primitif' seperti itu, yang mengatur bagaimana menyembelih leher hewan korban, memotong-motong dan membakar dagingnya, dan memercikkan darahnya ke sekeliling. Tetapi bagi orang Israel, mempersembahkan hewan korban adalah ritual kuno yang tidak asing lagi. Bahkan hingga saat ini ritual penyembelihan hewan masih dilakukan di dalam agama suku-suku tertentu.

Kita yang hidup di dunia modern terkadang mengecilkan sistem persembahan korban dan menilainya tidak efektif serta sudah tidak berguna lagi. Namun kitab Imamat mengajarkan hal yang berbeda, di mana kita diingatkan lagi dan lagi tentang faedah dari ibadah korban, yaitu pendamaian dan pengampunan. Kita bisa saja tidak sependapat dengan pernyataan itu, tapi dengan demikian kita telah berbeda dengan pernyataan yang jelas dalam kitab Imamat.

Saya pun mengenal beberapa kalangan orang Advent yang memandang kemah suci, yang kemudian menjadi bait suci, secara romantis. Membayangkan perabot emas yang berkilauan dan perunggu yang mengilap diselimuti asap dupa, orang seringkali melihat tempat ibadah ini, secara muluk.

Padahal kenyataannya, pusat ibadah orang Israel ini adalah sebuah tempat yang jorok dan bau.

Darah hewan berceceran di atas altar korban bakaran. Selain itu pernahkah Anda mencium bau daging terbakar? Lalu asap dupa yang seringkali menyesakkan. Dupa yang digunakan orang Israel umumnya memenuhi udara sekitar hingga bermil-mil jauhnya!

Imam-imam menyiramkan darah korban ke tanduk-tanduk mezbah korban bakaran dan menuangkannya di sekeliling mezbah, memercikkannya ke tirai , yang memisahkan bilik yang Kudus dan bilik yang Mahakudus, lalu memercikkannya ke atas tutup pendamaian pada Hari Grafirat.

Kemah suci begitu kotor! Dan berurusan dengan dosa memang bukanlah sesuatu yang elok dan manis. Bayangkan Yesus yang tergantung di salib!

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan