Kayu Gofir dan Bitumen

"Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kau tutup dengan pakal dari luar dan dari dalam” (Kejadian 6:14).

Allah adalah ilmuwan material yang luar biasa. Dia unggul sebagai insinyur arsitektur. Ayat di atas hanyalah potongan petunjuk Allah bagi Nuh tentang apa yang harus digunakan untuk membuat bahtera sehingga ia dan keluarganya (dan mudah-mudahan penumpang tambahan) dan hewan-hewan bisa selamat dari air bah. Mari kita pertimbangkan sejenak apa yang Tuhan disediakan untuk konstruksi itu.

Kayu gofir-apakah itu? Pertanyaan yang bagus. Tidak ada pohon yang disebut kayu gofir pada saat ini. Karena kita tidak tahu di mana Nuh awalnya hidup, kita tidak bisa pergi dan melihat apa yang tumbuh di sana sekarang ini. Dan bahkan jika kita tahu di mana Nuh melakukan pembangunan, kita tidak tahu dari mana kayu itu berasal atau bagaimana ekologi dari zona konstruksi telah berubah sejak air bah. Clarke’s Commentary on the Bible menunjukkan bahwa kayu itu mungkin adalah sejenis cemara karena pohon itu berlimpah di sekitar Gunung Ararat. Tetapi itu juga hanya tebakan. Apa yang kita tahu adalah bahwa spesifikasi kayu itu pastilah spektakuler. Bayangkanlah kapal kayu yang dibuat untuk mengarungi bencana banjir tanpa kerusakan dinding oleh kekuatan yang ekstrem.

Kita memiliki contoh pohon yang tangguh dan tahan lama serta memiliki kekuatan yang susah untuk dipatahkan. Hickory sangat baik. Gagang perkakas yang terbuat dari hickory sangat keras. Kayu jati sangat sulit membusuk dan tahan air, membuat kayu ini bahan yang baik untuk membangun bahtera. Kayu akasia dan kayu belalang juga memiliki kemungkinan karena kekuatan dan daya tahannya. Kayu adalah materi konstruksi yang menakjubkan karena ringan dan kuat. Kayu apa pun yang digunakan pada bahtera yang panjangnya 450 kaki, pasti tahan lama dan dipersiapkan dengan baik agar tahan terhadap badai yang hebat.

Pakal adalah salah satu dari beberapa istilah Alkitab yang digunakan untuk menunjukkan aspal atau lebih tepat aspal/bitumen. Ini berwarna hitam, hidrokarbon yang sangat kental dan lengket yang merembes keluar dari tanah di berbagai tempat. Di sekitar Laut Mati, munculnya batu hitam ke permukaan adalah umum, dan retakan pada batu yang terletak di Laut Mati memungkinkan secara berkala menghasilkan banyak aspal yang mengambang. Ketika dipanaskan, aspal mencair, kemudian saat dingin keras seperti batu. Karena kualitas perekatnya, orang-orang pada zaman Alkitab menggunakannya sebagai adukan semen untuk batu bata. Keranjang kecil dari rumput gajah yang digunakan bayi Musa dilapisi pakal untuk membuatnya tahan air. Bahtera Nuh memiliki lapisan pakal di luar dan di dalam untuk menutup celah-celah dan mencegah kebocoran. Betapa Tuhan memberikan bahan yang dibutuhkan.

Pencipta kuyu yang kuat dan pakal yang melindungi, kuatkanlah saya untuk menghadapi badai dan segellah komitmen saya untuk mematuhi Firman-Mu.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan