Diberkati untuk Memberkati Orang Lain
"Lalu Allah memberikan kepadanya perjanjian sunat; dan demikianlah Abraham memperanakkan Ishak, lalu menyunatkannya pada hari yang kedelapan; dan Ishak memperanakkan Yakub, dan Yakub memperanakkan kedua belas bapa leluhur kita" (Kisah Para Rasul 7:8).
Para bapa sering kali disebutkan dalam Alkitab sebagai anak sulung yang mewarisi tidak hanya hak kesulungan, tetapi juga tanggung jawab untuk melestarikan pengharapan terhadap Mesias yang dijanjikan. Dalam Yakub, cucu Abraham, prinsip ini mengambil perubahan yang baru dan dramatis. Tidak kepada satu orang, tetapi masing-masing 12 anaknya diberi status kebapaan; setiap anak menjadi nenek moyang dari suku yang akan membentuk bangsa Israel.
Janji Allah kepada Abraham adalah; “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat” (Kej. 12:2,3). Perjanjian ini yang, dua kali diulangi di Mamre (Kej. 18:18) dan lagi di Gunung Moria (Kej. 22:18), tidak diberikan untuk ketenaran pribadi atau kemakmuran Abraham. Melalui garis keturunannya “terang surga” akan bersinar ke seluruh dunia, menarik bangsa-bangsa agar berbalik dari berhala-berhala mereka untuk melayani Allah yang benar dan hidup (Testimonies for the Church, jld. 5, hlm. 454).
Israel menjadi tempat penyimpanan hukum Allah. Mereka menjadi pertunjukan kemurahan-Nya—kendaraan yang olehnya janji yang diberikan kepada Adam dan kemudian diteruskan oleh Set, Henokh, Metusalah, Lamekh, Nuh, dan Sem dan Abraham dan keturunannya akan menyampaikannya kepada dunia.
Bangsa fisik yang diturunkan Abraham melalui Yakub dan anak-anaknya adalah kiasan dari siapa kita sekarang ini. Kita adalah Israel rohani yang dipanggil untuk mengungkapkan kasih-Nya melalui khotbah dan ajaran kita melalui fungsi kelembagaan dan melalui kebenaran dalam kehidupan kita. Sebagaimana tugas utama bangsa Israel kuno adalah untuk memperingatkan dan mempersiapkan dunia bagi kedatangan Kristus yang pertama, kita dipanggil untuk memperingatkan dan mempersiapkan manusia bagi kedatangan-Nya yang kedua kali. Untuk tujuan itu “jemaat dalam generasi ini telah dianugerahi Allah dengan kesempatan-kesempatan dan berkat-berkat yang besar dan Ia mengharapkan pengembalian yang sepadan” (Membina Kehidupan Abadi, hlm. 227).
Kita bisa dan harus, hari ini, waspadalah terhadap semua kesempatan untuk memenuhi misi yang besar dan suci ini.
"Lalu Allah memberikan kepadanya perjanjian sunat; dan demikianlah Abraham memperanakkan Ishak, lalu menyunatkannya pada hari yang kedelapan; dan Ishak memperanakkan Yakub, dan Yakub memperanakkan kedua belas bapa leluhur kita" (Kisah Para Rasul 7:8).
Para bapa sering kali disebutkan dalam Alkitab sebagai anak sulung yang mewarisi tidak hanya hak kesulungan, tetapi juga tanggung jawab untuk melestarikan pengharapan terhadap Mesias yang dijanjikan. Dalam Yakub, cucu Abraham, prinsip ini mengambil perubahan yang baru dan dramatis. Tidak kepada satu orang, tetapi masing-masing 12 anaknya diberi status kebapaan; setiap anak menjadi nenek moyang dari suku yang akan membentuk bangsa Israel.
Janji Allah kepada Abraham adalah; “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat” (Kej. 12:2,3). Perjanjian ini yang, dua kali diulangi di Mamre (Kej. 18:18) dan lagi di Gunung Moria (Kej. 22:18), tidak diberikan untuk ketenaran pribadi atau kemakmuran Abraham. Melalui garis keturunannya “terang surga” akan bersinar ke seluruh dunia, menarik bangsa-bangsa agar berbalik dari berhala-berhala mereka untuk melayani Allah yang benar dan hidup (Testimonies for the Church, jld. 5, hlm. 454).
Israel menjadi tempat penyimpanan hukum Allah. Mereka menjadi pertunjukan kemurahan-Nya—kendaraan yang olehnya janji yang diberikan kepada Adam dan kemudian diteruskan oleh Set, Henokh, Metusalah, Lamekh, Nuh, dan Sem dan Abraham dan keturunannya akan menyampaikannya kepada dunia.
Bangsa fisik yang diturunkan Abraham melalui Yakub dan anak-anaknya adalah kiasan dari siapa kita sekarang ini. Kita adalah Israel rohani yang dipanggil untuk mengungkapkan kasih-Nya melalui khotbah dan ajaran kita melalui fungsi kelembagaan dan melalui kebenaran dalam kehidupan kita. Sebagaimana tugas utama bangsa Israel kuno adalah untuk memperingatkan dan mempersiapkan dunia bagi kedatangan Kristus yang pertama, kita dipanggil untuk memperingatkan dan mempersiapkan manusia bagi kedatangan-Nya yang kedua kali. Untuk tujuan itu “jemaat dalam generasi ini telah dianugerahi Allah dengan kesempatan-kesempatan dan berkat-berkat yang besar dan Ia mengharapkan pengembalian yang sepadan” (Membina Kehidupan Abadi, hlm. 227).
Kita bisa dan harus, hari ini, waspadalah terhadap semua kesempatan untuk memenuhi misi yang besar dan suci ini.
0 komentar :
Post a Comment