Renungan GMAHK 1 Mei 2017
Bait
Suci yang Lebih Baik
“Aku berkata kepadamu: Di
sini ada yang melebihi Bait Allah" (Matius 12:6).
Bait suci Salomo, disebut oleh Kristus, begitu megah dalam hal arsitektur
dan keindahan, dan selama berabad-abad keajaibannya dikagumi oleh masyarakat.
Bait suci yang semula merupakan rumah peribadatan kepada Allah merupakan
cermin kemegahan kemuliaan Ilahi itu sendiri. Bait suci yang dibangun oleh
pekerja Salomo selama tujuh tahun dan enam bulan (1 Raj. 6:38) adalah refleksi
tertinggi kemegahan Ketuhanan.
Dinding interior terbuat dari kayu aromatik Libanon; dinding eksterior
yang dilengkapi dengan kayu yang mahal dari lereng Gunung Moria; banyak perabot
interior terbuat dari emas murni; pada dinding eksterior bentuk-bentuk yang
dibuat dari tanah liat dari Sukot dan Zarethan dilapisi dengan kuningan. Tidak
pernah ada dan tidak akan pernah ada bangunan yang begitu kaya materi, begitu
menakjubkan dalam bentuk, begitu luar biasa dalam pengaturan, begitu strategis
dalam penempatan, begitu menyenangkan dalam perhiasannya.
Tetapi itu tidak berlangsung lama. Bangunan itu dihancurkan oleh tentara
Nebukadnezar yang menyembah berhala pada tahun 587—586 SM; dibangun kembali
oleh Zerubabel yang pemberani dan pendukung setianya pada tahun 439 S. M.; yang
akhirnya dihancurkan oleh Jenderal Roma, Titus pada tahun 70 M., yang tidak
pernah dapat digantikan.
Sejarah keagungan dan penggunaan sementara inilah yang mengingatkan kita
bahwa Yesus sesungguhnya bait suci yang lebih besar dan megah. Dia sangat jauh
lebih luar biasa dalam karakter, lebih unggul dalam prestasi, lebih tahan lama
dalam pelayanan; hanya Dialah ekspresi kasih karunia tertinggi surga untuk
manusia.
Meskipun bahan yang digunakan Salomo untuk menghiasi bait suci kaya akan
gambaran pertemuan Ilahi dan manusia di mana keselamatan kita digambarkan,
mereka hanyalah simbol—saksi bisu ketidakmampuan kita melakukan negosiasi yang
diperlukan untuk keselamatan kita. Tidak demikian halnya
dengan Yesus, Bait Suci kita yang
lebih baik. Dia satu-satunya yang paling indah, gambar wujud Bapa yang diutus
kepada kita. Orang jahat juga menghancurkan Dia, tetapi Dialah yang berkata: “Rombaklah Bait Allah ini, dan dalam
tiga hari Aku akan mendirikannya kembali”—dan Dia bangkit kembali.
Di dalam Dialah, Tuhan kita yang penuh kasih dan hidup—Bait Suci kita
yang lebih mulia yang kita percaya dan yang di dalam-Nya kita menempatkan
kepercayaan diri dan kekuatan kita untuk perjalanan yang menantang hari ini dan
masa depan yang belum diketahui
0 komentar :
Post a Comment