Babtisan: Tanda Kebangkitan
"Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitan diantara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru” (Roma 6:4).
Sudah berlangsung lama, suatu pemahaman bahwa para rasul melembagakan hari Minggu sebagai suatu peringatan kebangkitan tidaklah Alkitabiah. Kebenarannya adalah bahwa Dia beristirahat pada hari ketujuh, ketika Ia telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, demikian pula Ia berhenti pada hari itu saat Ia telah menyelesaikan pelayanan penebusan-Nya. Kemudian daripada itu, dengan berhenti di dalam kubur di antara hari kematian dan kebangkitan-Nya Yesus meninggikan hari itu bahkan lebih suci daripada yang pernah kita ketahui.
Apakah peristiwa yang penting, sehingga itu menjadi sangat penting untuk iman Kristen, sebagaimana kebangkitan dianggap sebagai peringatan yang kudus? Ya, pasti. Dan itu telah diakui dalam upacara baptisan melalui diselamkan. Inilah cara baptisan yang menggabungkan tiga hal penting dari kebangkitan Kristus yaitu: Kematian-Nya, peristirahatan-Nya, dan kebangkitan-Nya.
Melalui masuk ke dalam air untuk dibaptiskan, kita menyatakan kepada umum kematian kita dari kehidupan lama yang penuh dosa: Ketika masuk ke dalam air, adalah simbol dari menguburkan dosa-dosa masa lalu kita; ketika keluar dari air, kita membuktikan bahwa kita telah sungguh-sungguh, meninggalkan cara hidup kita yang lama untuk menjalani kehidupan baru. Baptisan melalui dipercik, menuangkan air, atau metode baptisan lainnya, tidak memenuhi pernyataan suci ini sebab itu tidaklah cukup.
Model yang mengesankan dari cara baptisan yang benar diberitahukan dalam Kisah Para Rasul 8:38,39: “Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air. Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. Ditambahkan dengan pengalaman Yesus sendiri, “Sesudah dibaptis. Yesus segera keluar dari air” (Mat. 3:16), sehingga penekanan Alkitab menjadi sangat jelas.
Baptisan itu sendiri tidak menempatkan kasih karunia secara khusus. Hal itu, merupakan, tanda bagi gereja, kepada masyarakat, dan surga itu sendiri bahwa kita telah mempertaruhkan semua pengharapan kita dan kemampuan kita kepada kuasa dan janji yang disediakan oleh kematian, penguburan, dan kebangkitan Kristus.
0 komentar :
Post a Comment