Dia Sanggup
"Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.Demikianlah hendaknya kamu memandangnya; bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus" (Roma 6:10,11)
Kita semua datang ke dunia ini, dalam pengertian rohani, DOA; Dead On Arrival (mati ketika tiba). Sifat yang buruk disebabkan oleh dosa pertama seperti yang dikatakan oleh Augustine, “Dosa adalah hukuman atas dosa.” Hal itu sama seperti yang ada dalam pikiran Paulus yang mengatakan, “Dosa... membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan” (Roma 7:8).
Semua kita membawa dalam diri kita kekayaan fisik yang akan berakhir pada kematian. Dalam arti yang sebenarnya kita semua sakit parah. Secara manusia, tidak ada jalan keluar lain, tidak ada jalan keluar! Penyair Longfellow membenarkan hal itu: “Hidup adalah nyata, hidup adalah pasti... dan hati kita, meskipun gagah dan berani, seperti drum terendam, mengalahkan pawai pemakaman ke liang kubur.” Dan kecuali Kristus kembali dalam waktu dekat, fisik kita menurun—kematian kita menuju kepada kesia-siaan—adalah tidak berubah dan tidak dapat diubah.
Namun kemerosotan rohani kita dapat diubah. Untuk mengakhiri keadaan ini ada balsem di Gilead, seorang Tabib yang ajaib, Seorang yang sanggup menyembuhkan. Kecenderungan alamiah kita adalah berbuat jahat, lahiriah kita tidak suka hal-hal suci, hilang pertimbangan dan kehendak, cinta akan dunia, singkatnya, semua kejahatan yang mengikat kelahiran pertama kita, kita sanggup untuk mencegahnya. Kita dapat melakukannya melalui “tetap hidup” di dalam Yesus; oleh kuasa firman-Nya yang dapat mengeringkan tulang dan menghidupkannya kembali.
Kita yang sudah mati di dalam dosa, yang tidak peduli terhadap kebenaran, tidak patuh pada perintah, tidak tergerak oleh kasih karunia, tidak terpengaruh oleh bujukan kasih Allah, kita hidup untuk menyaksikan kuasa kebangkitan Allah. Sebagaimana matahari bersinar melalui benih tanah hangat yang terbengkalai, yang telah dilunakkan oleh embun dan hujan, sumber yang menghasilkan kehidupan, begitu juga dengan Putra Kebenaran, saat menghangatkan hati yang keras, disiapkan oleh Roh Kudus, menghasilkan semangat, keberanian, untuk mencapai kemenangan sebagai seorang Kristen.
Kita tidak dapat menjelaskan lebih banyak lagi dinamika keajaiban ini daripada seorang buta yang menjelaskan kesembuhannya. Tapi bersamanya kita dapat memberikan kesaksian bahwa “aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat” (Yoh. 9:25); kita pernah terikat oleh kerajaan kegelapan, tapi oleh kasih karunia dan kuasa-Nya mata kita telah terbuka, pendengaran kita telah terbuka, kamar tahanan telah tergoncang, rantai kita terlepas, dan kita bebas dari dosa dan hukuman.
0 komentar :
Post a Comment