Permata di Mesir
"Dan TUHAN membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa itu. sehingga memenuhi permintaan mereka Demikianlah mereka merampasi orang Mesir itu" (Keluaran 12:36).
Anak-anak terang dan pecinta kegelapan difungsikan oleh aturan yang berbeda. Pecinta Babel dan murid-murid Kristus dipimpin oleh prinsip yang berlawanan. Keluarga Allah tidak merasa nyaman menjadi sandera bagi adat istiadat Mesir dan dewanya; tidak juga dengan surga. Kita tidak akan terkejut ke pada Alkitab yang memerintahkan, “Pergilah kamu, hai umat-Ku” dan memisahkan diri (Why. 18:4).
Namun, sebagaimana yang ditunjukkan ketika keluarnya bangsa Israel, perintah untuk meninggalkan Mesir bukanlah perintah untuk mengabaikan sumber daya yang akan menguntungkan pekerjaan Allah. Mesir tidak lagi menjadi rumah Israel, tetapi banyak materi-materinya (lihat Kel. 12:35) menjadi berguna dalam pembangunan ekonomi dan sosial mereka.
Masyarakat sekular saat ini hidup bertentangan dengan kehendak Allah seperti yang dilakukan Firaun dan rakyatnya. Zaman kita memang tepat jika di gambarkan sebagai hedonisme, materialisme, kasar dan tidak sopan. Nubuatan Alkitab mengenai masa-masa yang jahat berlaku untuk generasi ini. Yang sangat menyedihkan, dunia kita adalah dunia yang mencerminkan apa yang digambarkan dalam Matius 24:36-44; 2 Timotius 3:1-7, dan ayat Alkitab yang lain yang menandai generasi ini sebagai yang sudah matang untuk dituai oleh murka Tuhan.
Ada permata di Mesir! Ada unsur-unsur pengetahuan yang bisa diperoleh dari beberapa universitasnya. Ada metode administrasi yang akan dicontoh dalam perusahaannya yang rumit. Ada sastra dan seni dan musik untuk dihargai dalam galerinya. Ada teknologi yang dapat membantu penyebaran Injil, ilmu yang menambah kemampuan kita merawat yang sakit, dan kemampuan finansial yang dapat dimanfaatkan untuk kemajuan kerajaan Allah.
Semua yang baik berasal dari Allah, dan ada beberapa hal yang baik dalam kerajaan kegelapan yang Tuhan sedang tunggu untuk dilepaskan dan diarahkan untuk kerajaan-Nya yang terang. Tapi kita harus membedakan. Yakni ketika kita lebih meninggikan yang sekular di atas yang suci, yang terbatas di atas yang tak terbatas, dan yang sementara di atas yang kekal yang membuat kita kehilangan fokus dan menjadi korban keserakahan sebagai gantinya penyelamat yang baik. Arahkan mata kita kepada Yesus, Paskah sesungguhnya, yang adalah penangkal yang pasti untuk kerohanian yang timpang dan kunci untuk mengenali dan menggunakan dengan tepat permata yang ada dalam masyarakat di sekitar kita.