Anak Sulung Itu Dibunuh
'Maka pada tengah malam TUHAN membunuh tiap-tiap anak sulung di tanah Mesir. dari anak sulung Firaun yang duduk di takhtanya sampai kepada anak sulung orang tawanan, yang ada dalam liang tutupan, beserta segala anak sulung hewan” (Keluaran 12:29).
Pembalasan ditunda bukan berarti pembalasan dihapuskan! Kekejaman yang berlangsung selama berabad-abad terhadap bangsa lain, khususnya kepada bangsa Israel, dan benninggu-minggu berkeras hati untuk menerima peringatan hingga cawan murka Allah sekarang yang meluap akhirnya mencapai puncaknya dalam keadaan yang terburuk—kematian mengerikan dari anak sulung di setiap rumah tangga Mesir.
Dosa memiliki konsekuensinya sendiri. Tidak hanya pada pengaruh melemahkan yang secara alami dihasilkannya dalam hubungan manusia, tetapi juga dalam kematian—sanksi hukum yang Allah nyatakan sebagai konsekuensi dari ketidaktaatan.
Allah membenci dosa! Mengapa? Dosa adalah kecongkakan; dosa adalah pemberontakan, ketidaksetiaan, dan ketidaksopanan, dan dosa sangat menular. Karena dosa bertentangan dengan kebenaran dan tidak boleh ada selamanya di tengah karya Allah yang sempurna, Dia tidak bisa—tidak akan—membiarkan hal yang menjijikkan, kejahatan yang menghancurkan kehidupan ini merusak ciptaan-Nya yang harmonis selamanya.
Penolakan bangsa Mesir untuk mengindahkan peringatan Allah mengingatkan kita bahwa: "Oleh karena hukuman terhadap perbuatan jahat tidak segera dilaksanakan, maka hati manusia penuh niat untuk berbuat jahat" (Pengkhotbah 8: 11), bahwa akan selalu ada 'suatu hari nanti—pembalasan”; bahwa Allah memiliki hukuman yang disediakan bagi mereka yang terus-menerus mengabaikan undangan anugerah-Nya.
Kabar baiknya adalah bahwa kematian Kristus telah menghindarkan kita dan nasib kebinasaan kekal. Dia telah membayar hukuman atas dosa kita. Dia telah mati, kematian yang kedua. Dengan tindakan tidak mementingkan diri yang tidak mudah dimengerti ini, Dia membebaskan kita dan yang seharusnya. Api neraka disiapkan bukan untuk manusia, tetapi untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya, yang kemudian akan dibakar hingga ke "akar" dan "cabangnya" (Mal. 4:1).
Pemikiran paling berharga kita hari mi dan setiap hari haruslah Kristus, Anak sulung surga, yang telah menyelamatkan kita dari lubang kehancuran; dan dengan karunia kehinaan-Nya, kita "telah melalui" kehormatan dan kemuliaan;