Dua kali dalam kitab Ibrani kita
dinasihati untuk memandang Imam Besar kita yang lebih baik, pertama dalam
Ibrani 3:1-16, di mana kita didesak untuk merenungkan
kesetiaan-Nya; dan kemudian dalam Ibrani 12:3, di
mana kita dinasihati untuk merenungkan kesabaran-Nya yang menyelamatkan. Dalam
kedua contoh ini Paulus berharap agar kita menghasilkan buah sebagai hasil
dari perbandingan yang rasional dari pelayanan Yesus dengan pemimpin rohani Israel yang tertinggi.
Perenungan, Aristoteles percaya, merupakan
kegiatan kehidupan yang paling menguntungkan. Bahkan, baginya yang paling
tinggi daripada semua usaha manusia bukan hanya “berpikir” tetapi ‘'memikirkan
tentang pemikiran.” Sayangnya pandangannya mengenai perenungan memberikan
dampak negatif terhadap sikap peradaban Barat terhadap penyakit sosial.
Pendapatnya tentang “memikirkan tentang pemikiran” diterjemahkan sebagai tidak
aktif atau pasif ketika “tindakan” dituntut untuk melawan kejahatan.
Filsafatnya sangat memengaruhi tanggapan generasi berikutnya terhadap tragedi
manusia dengan mendorong ketergantungan radikal pada takdir sebagai jawaban
untuk kebutuhan manusia. Jadi bagi banyak orang, bahkan dalam masyarakat
sekarang ini, serangan terhadap ketidakadilan telah tunduk kepada musyawarah
dan penangguhan. Pemimpin hak-hak sipil, Martin Luther King, Jr., menyebut hal
ini sebagai “kelumpuhan analisis.”
Ini adalah konsekuensi yang pasti dari
hukum “sebab dan akibat” yang membuat proses ini tidak hanya mungkin, tetapi
juga terjamin. Semakin kita mempelajari Dia, semakin besar kasih karunia-Nya
yang kita minum; semakin kita mengagumi-Nya, semakin besar kita menyerap
kasih-Nya, dan semakin kita berdoa memikirkan Dia, semakin dalam keserupaan
dengan-Nya yang kita kembangkan setiap hari.
Karena kita tumbuh ke arah penuntun kita,
dengan “memandang kita diubah” (lihat 2 Kor. 3:18), dan, karena tujuan
tertinggi janji Kekristenan kita adalah untuk menjadi seperti Dia, memandang
hidup-Nya dengan penuh doa akan tetap menjadi kesempatan terbesar
kita—pendorong kita yang paling meyakinkan untuk kehidupan yang saleh.
Happy Sabbath All...
Happy Sabbath All...
0 komentar :
Post a Comment