Pelataran Luar
" Mezbah korban bakaran ditempatkannyalah di depan pintu Kemah Suci, yakni Kemah Pertemuan itu, dan dipersembahkannyalah di atasnya korban bakaran dan korban sajian — seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa."(Keluaran 40:29)
Pelataran luar adalah wilayah pembunuhan dalam operasi bait suci. Di sinilah korban disembelih dan dibakar.
Dunia kita merupakan daerah luar atau wilayah pembantaian alam semesta. Sejak Kain (marah karena persembahannya yang tidak layak ditolak oleh Tuhan) membunuh adiknya, Habel, planet ini telah dibedakan dari yang lainnya karena kekuasaan kematiannya.
Kita semua akan mati—dan memang sepatutnya demikian. Upah dosa adalah maut, dan kita semua telah berdosa. Bahkan tahanan yang dihukum mati atas kejahatan yang mereka tidak lakukan pantas mati, karena upah dosa adalah maut, dari semua orang telah berbuat dosa(Rm. 6:23; Rm. 3:23).
Tidak peduli bagaimana kematian itu datang, apakah karena tindak kekerasan, penyakit yang melumpuhkan, atau kejadian lainnya, itu adalah unsur yang membedakan keberadaan kita yang berlumuran darah di planet yang menyakitkan ini.
Yesus tidak pantas untuk mati. Dia adalah korban kita yang tidak bersalah. Dia mati di pelataran luar dunia ini jauh dari tempat suci tempat tinggalnya yang kekal—orang benar mati untuk orang yang tidak benar. Ini menawan hati kita ketika kita ingat bahwa sementara sedikit orang yang mau mati untuk orang yang baik, Dia mati bagi kita ketika kita masih berdosa, bermusuhan dengan kasih dan rahmat-Nya.
Tidak seperti dengan domba yang disembelih, Dia sadar dengan kematian-Nya. Domba yang tidak curiga yang disembelih dalam pelayanan khusus tidak tahu mengapa atau kapan mereka akan mati. Yesus tahu. Ia datang ke lingkungan kita untuk tujuan itu. Pada waktu berusia 12 tahun ia menatap pada hewan yang disembelih di bait suci dan dengan jelas memahami peran-Nya sebagai Mesias dan domba pengorbanan Allah. Dia memenuhi misi ini—disalahpahami oleh orang lain, dikhianati, dan ditinggalkan sendirian.
Suatu hari nanti, Dia yang dibangkitkan dan kembali ke tempat suci di atas, akan keluar ruangan itu untuk datang dengan kemenangan-Nya ke dunia ini. Sementara itu kita yang harus hidup di dalam masyarakat sekarang ini yang penuh dosa dan kematian hidup dengan jaminan dan harapan yang didasarkan pada janji-janji-Nya—“Apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali" (Yohanes 14:3). Setelah itu dan hanya setelah itu maka kita akan dibebaskan dari pelataran luar bumi kesengsaraan dan dibawa ke dalam hidup yang kekal.