Tempat yang Tepati Alasan yang Salah

"Tetapi kataku:' Orang manakah seperti aku ini yang akan melarikan diri? Orang manakah seperti aku ini dapat memasuki bait suci dan tinggal hidup? Aku tidak pergi!'"(Nehemia 6:11).

Setelah tidak kurang dari lima kali gagal untuk menarik Nehemia ke sebuah desa terpencil di mana mereka berencana untuk mengambil nyawanya, musuhnya (Sanbalat dan Tobia) mencoba dengan usaha yang berbeda. Mereka berusaha untuk mempermalukan dia di hadapan. Allah dan bangsa itu. Mereka berusaha melakukannya dengan suap. Mereka memengaruhi Semaya, yang juga seorang nabi palsu, untuk menggoda dia untuk bersembunyi di bait suci sebagai usaha untuk melarikan diri dari murka mereka yang dianggapnya musuh.

Nehemia, bagaimanapun, diberkati dengan kualitas persepsi yang dimiliki oleh semua orang yang memelihara komunikasi yang konstan dengan Allah, dia dapat melihat skema mereka yang jahat (Neh. 6:12). Dia menyadari bahwa bersembunyi dalam Bait Allah akan menjadi pelanggaran hukum yang serius di mana hanya imam yang diperbolehkan berada di daerah sekitarnya. Dia mengerti bahwa berita tentang tindakan seperti itu akan melemahkan kredibilitasnya dan memiliki pengaruh yang serius terhadap moral pengikutnya yang berani. 

Musuh kebenaran sama kreatifnya sekarang ini karena musuh itu dalam upayanya untuk menggelapkan, mengalihkan perhatian, dan melemahkan mereka yang berusaha untuk melakukan kehendak Allah-Bahkan, si penipu, ular yang berbicara dengan Hawa dalam bentuk, yang menarik, dan yang selama berabad-abad telah berhasil menjatuhkan banyak sekali pribadi dengan niat mulia namun dengan indera yang rusak, lebih menipu sekarang ini daripada sebelumnya.

Godaan kekayaan, tekanan dari teman sesama, pencarian pujian, kasih murahan, keinginan untuk balas dendam, keinginan untuk mendominasi orang lain semua menekankan bahwa ia menunjukkan upaya untuk menggagalkan perjalanan rohani kita.

Pelajaran utama dari teladan Nehemia adalah bahwa menyembunyikan diri kita di dalam bait suci untuk keselamatan bukanlah pilihan untuk pembaru Injil. Nehemia lebih baik mempertaruhkan nyawanya daripada lari dari kenyataan. Jawabannya terhadap saran pencelanya untuk bersembunyi adalah: “Aku tidak pergi!” Tanggapan yang serupa terhadap tekanan untuk mundur, ia menjawab: “Aku tengah melakukan suatu pekerjaan yang besar. Aku tidak bisa datang!” (ayat 3). Nehemia berdedikasi, cerdas, dan tegas. Dan kita juga bisa demikian, jika kita memusatkan perhatian pada misi kita dan sungguh-sungguh dalam pengabdian kita.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan