Yesus, Saya Mengasihi-Mu
Apakah engkau mengasihi Aku?" (Yohanes 21:16).
Yesus apakah hari ini saya sudah mengatakan bahwa saya mengasihi-Mu? Saya memang sangat mengasihi-Mu. Meskipun saya tidak pernah melihat kebaikan dalam kedipan mata-Mu atau tangan-Mu yang dipakukan; meskipun saya belum pernah mendengar suara-Mu yang merdu; dan walaupun saya belum pernah merasakan kehangatan sentuhan-Mu yang lembut, saya masih mengasihi-Mu. Saya yakin bahwa Engkau sudah tahu mengapa, tapi apakah Engkau keberatan jika saya menceritakannya kepada-Mu?
Pertama dan yang terpenting, saya mengasihi Engkau karena setiap saat, setiap hari, Engkau memberi saya hadiah kehidupan yang mengagumkan. Hadiah kehidupan yang ajaib, misterius, dan penuh art i. Setiap detak jantung saya, setiap napas yang saya hirup, setiap kedipan mata saya, dan langkah dalam perjalanan saya, adalah hadiah khusus dari-Mu. Setiap pemikiran di kepala saya, lagu dalam hati saya, dan kata-kata di bibir saya adalah berkat dari-Mu. Oh, Pencipta yang tak terduga, karena Engkau, saya ada—dan saya mengasihi-Mu untuk alasan itu.
Alasan lain saya mengasihi Engkau adalah secara sukarela Engkau melepaskan jubah kerajaan, melepaskan mahkota, meletakkan tongkat, dan meninggalkan pusat komando alam semesta untuk datang kepada kami di dunia kami yang ; sakit dosa ini seperti bayi tak berdaya. Engkau menunjukkan kepada kami bagaimana menjalani hidup'dalam Roh, di bawah bimbingan Bapa. Kemudian Engkau f menderita kematian yang tidak layak, untuk membayar dosa-dosa saya, memberi saya hidup yang tidak pantas saya terima. Tidak ada cara sanggup membayar kepada-Mu untuk hal ini. Besarnya karunia ini membuat saya menarik napas.
Saya hanya bisa tunduk dalam kerendahan hati mengucapkan terima kasih dan saya mengasihi Engkau, maka saya akan mematuhi dan mengikuti Engkau.
Saya mengasihi Engkau karena Engkau telah membebaskan saya dari perbudakan. Musuh terbesar-Mu yang pernah menjadikan saya tawanan. Seolah-olah saya berada di penjara yang gelap dan dingin, ketakutan, ragu, dan merasa sakit; Takut tentang masa depan saya, takut bahwa saya tidak akan pernah bisa cukup baik, takut bahwa saya tidak akan pernah berarti apa-apa. Ketika saya mencoba untuk menjadi “baik,” saya terus gagal lagi dan lagi. Kadang-kadang sulit melihat yang sebernarnya terjadi. Kadang-kadang saya hanya sekadar membaca Firman-Mu, namun mempertanyakan apakah Engkau ada atau tidak. Di manakah Engkau? Apakah Engkau peduli kepada saya? Sakit rasanya bila hubungan rusak sebagai penyiksa yang tetap. Sedikit demi sedikit kaki saya berbalik ke arah-Mu. Sekarang saya menikmati makanan harian saya dari Firman-Mu yang mendorong, memberi petunjuk, menghibur, dan mengasihi.
Yesusku, saya semakin mengasihi Engkau setiap hari. Ajari saya untuk mencintai orang disekitar saya sebagaimana yang engkau inginkan saya mengasihi mereka bagi-Mu.
0 komentar :
Post a Comment