ILUSTRASI KEBUTAAN DAN KESELAMATAN
“Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: ‘Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.’ Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: 'Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?’ Jawabnya: ‘Tidak ada, Tuhan.’ Lalu kata Yesus: ‘Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang'" (Yohanes 8:7-11).
“Tertangkap basah” berzina. Itulah frasa berwarna-warni seperti warna technicolor film layar lebar. Sulit untuk tidak melihat gambarannya. Dan bukan gambaran yang indah. Wanita itu jelasnya bermasalah.
Tentu saja, ada bagian yang tidak lengkap pada kisah itu. Bahkan oknum-oknum yang serba kudus dan sempurna seperti orang-orang Farisi itu, harus tahu bahwa berzina bukanlah pengisi waktu yang dilakukan sendirian. Di mana laki-lakinya? Apakah mereka membebaskannya karena dia seorang teman? Atau apakah semua itu sudah diatur untuk menjebak Yesus?
Bagaimanapun, jika Dia membebaskan wanita itu mereka dapat menuduh bahwa Dia tidak menerima hukum Musa. Tetapi jika Dia mengikuti hukum dan menganjurkan perajaman menurut hukum, mereka dapat melaporkan-Nya kepada penguasa Romawi, karena Dia akan melanggar hukum mereka dengan menjatuhkan hukuman mati. Kelihatannya dalam situasi itu orang-orang Farisi tidak akan kalah, karena dilihat dari sudut mana pun dan apa pun yang dilakukan Yesus, Dia sudah di tangan mereka.
Di saat itu Yesus “tahu apa yang ada di dalam hati manusia” (Yoh. 2:25). Undangan-Nya halus indah dan penuh pengertian bijak: Siapa yang tidak punya dosa silahkan pertama melemparinya. Gebrakan yang sama sekali tidak diharapkan itu membuat kacau para ahli Taurat karena mereka tahu bahwa Alkitab berulangkali memberitahu bahwa mereka semua berbuat dosa.
Namun mereka masih belum mengerti maksud-Nya, lalu Yesus “membungkuk pula dan menulis di tanah.” Banyak orang bertanya-tanya apa yang sesungguhnya Dia tulis, tetapi para penuduh wanita itu tidak bertanya lagi ketika mereka melihat Dia menulis. Mereka malu, dengan singkat Dia menulis “di hadapan mereka rahasia-rahasia kesalahan dari kehidupan mereka sendiri, mulai para pria yang tua” (Kerinduan Segala Zaman, hlm. 73).
Satu demi satu mereka menyelinap pergi, meninggalkan Yesus sendiri dengan wanita yang bermasalah itu. Tidak seperti para penuduh yang tampak “rohani” itu, Yesus tidak membicarakan dosa-dosa wanita itu. Wanita itu sangat menyadari semua kesalahannya. Jadi kepada wanita yang “tertangkap basah” ini Yesus menginjil dalam dua bagian: Dia tidak menyalahkannya, dan Dia menyuruh wanita yang sudah diampuni itu pergi dan memulai hidup baru. Itulah pekabaran-Nya bagi saya hari ini.
0 komentar :
Post a Comment