LEBIH BANYAK URUSAN KELUARGA

“Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia. Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: ‘Lihat, ibu dan sau-dara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau.’ Jawab Yesus kepada mereka: ‘Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?’” (Markus 3:31-33).

Selain Maria dan Yusuf, kita tidak tahu banyak tentang keluarga Yesus di dalam Perjanjian Baru. Matius menyebut nama-nama saudara-saudara laki-laki-Nya sebagai Yakobus, Yusuf, Simon, dan Yudas, serta sepintas menyebut beberapa saudari perempuan (Mat. 13:55,56).

Yohanes memberitahu kita bahwa “saudara-saudara laki-laki-Nya pun tidak percaya kepada-Nya” dan bahwa Dia tidak dapat berterus-terang mengenai rencana-rencana-Nya dengan mereka (Yoh. 7:5, 3, 10). Sebaliknya, kelahiran dan masa kanak-kanak dini yang diceritakan Matius dan Lukas tidak memberi keraguan bahwa Maria mengerti dan percaya pada misi yang diemban Putra-Nya di waktu yang akan datang.

Peristiwa-peristiwa pada Markus 3:31-35, di mana Yesus menegaskan kembali tentang keluarga-Nya, dimulai pada ayat 21 ketika saudara-saudara laki-laki-Nya dan ibu-Nya muncul untuk menjemput Dia, karena mereka takut bahwa Dia sudah mulai kehilangan kewarasan-Nya. Dengan demikian kedua perikop keluarga itu menjepit ayat 22-27 mengenai pertentangan para ahli Taurat yang percaya bahwa Iblis telah menguasai-Nya.

Keseluruhan pola ayat 21-35 menyatu, bahwa kedua kelompok itu menentang Yesus dan percaya bahwa Dia berada di bawah kuasa jahat. Mustahil mengatakan apakah Maria juga bersikap demikian, atau apakah dia sekadar berada di bawah pengaruh dominan saudara-saudara laki-laki Yesus, yang sama sekali tidak meragukan masalah-masalah-Nya. Sebaliknya, Maria mungkin mulai berkecil hati. Keadaan tidak seperti yang dia mungkin harapkan. Bukannya Yesus berperilaku sebagai Mesias yang dijanjikan, sejauh Maria dapat lihat, Dia hanya sekadar mengacaukan kehidupan-Nya dan menuju kebinasaan.

Kita boleh bersyukur bahwa Markus 3 bukan akhir apa yang kita ketahui tentang keluarga Yesus. Beberapa, jika tidak semua, saudara-saudara laki-laki-Nya akhirnya menaruh kepercayaan mereka kepada-Nya, kemungkinan setelah kematian dan kebangkitan-Nya (Kis. 1:14). Setelah itu, Yesus muncul kepada Yakobus (1 Kor. 15:7), yang kemudian menjadi pemimpin gereja Yerusalem (Gal. 1:19; 2:9; Kis. 12:17; 15:13; 21:18). Dia juga menulis kitab yang menyandang namanya, sedangkan Yudas, saudara lain Yesus akan menulis surat yang mencantumkan namanya sendiri (Yak. 1:1; Yud. 1).

Makna kisah ini: Jangan pernah hilang kepercayaan kepada keluarga Anda, bahkan jika mereka berpendapat bahwa Anda gila dan mencoba merintangi jalan Anda bersama Yesus.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan