PERUMPAMAAN 3:
BERSIAPLAH 'SEKARANG UNTUK KEMBALINYA KRISTUS
"Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak.... Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!... Akan tetapi, waktu mereka [gadis-gadis bodoh] sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup” (Matius 25:1-10).
Perumpamaan ketiga mengenai kesiapan untuk Kedatangan Kedua Kali (Mat. 25:1-13) melanjutkan tema menunggu dan berharap sambil beijaga-jaga, namun dalam kompleksitas pekabaran makin meningkat. Kali ini tempat kejadiannya adalah pernikahan di Palestina di mana Yesus sebagai Mempelai Laki-laki.
Selain kedatangan Mempelai Laki-laki, fokus perumpamaan itu adalah 10 anak dara dan pelita mereka. Lima anak dara itu bijak dan yang lima lainnya bodoh. Perbedaan antara mereka berkaitan dengan persiapan yang sudah mereka lakukan untuk kedatangan Mempelai Laki-laki. Semua mempunyai lampu, tetapi hanya setengah dari mereka mempunyai minyak yang cukup.
Perhatikan bahwa kesepuluh itu kelihatannya Kristen karena mereka semua sedang menunggu Mempelai Laki-laki. Juga perhatikan bahwa mereka kesepuluhan itu tertidur.
Bagian utama perumpamaan itu di mana kita dapat menyamakan diri kita adalah ketika Mempelai Laki-laki itu “lama tidak datang-datang juga” (ayat 5). Itulah sebabnya mengapa mereka tertidur. Keperluan duniawi terus berjalan, bahkan sementara para pengikut Kristus menunggu kembalinya Yesus. Tidak ada orang yang selalu mampu dalam kesiagaan tingkat tinggi. Dan penundaan-Nya menggoda mereka jadi melupakan kembali Yesus bilamana mereka berpusat kepada kegiatan-kegiatan dunia ini. Semua tertidur.
Perbedaan antara yang bijak dan yang bodoh bukanlah tidur, tetapi tepatnya adalah persiapan untuk kedatangan mempelai. Beberapa membuat persiapan sampai menit terakhir ketika sudah terlambat. Mereka harus membayar mahal untuk kelalaian mereka. Pintu tertutup (ayat 10), masa percobaan sudah usai (Why. 22:10,11), dan mereka tidak diundang ke “perjamuan kawin Anak Domba” (Why. 19:9), yang diadakan pada Kedatangan Kedua Kali (Mat. 25:11,12).
Ayat 13 memberi makna kisah tersebut: “Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.” Tema tersebut, tentu saja, menggarisbawahi kedua perumpamaan itu. Tetapi yang ini menambahkan fakta-fakta dari sebuah penundaan yang lama dan tidak seorangpun dapat mengandalkan kesiapan orang lain. Di dalam penghakiman Allah, kita masing-masing berdiri sendiri sebagai pribadi.