PELAJARAN DARI POHON ARA
'Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu.... Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri. Sebab sebagaimana halnya pada zamanNuh, demikian pula halnya kelakpada kedatangan Anak Manusia.... Mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua” (Matius 24:32-39).
Dalam Matius 24:32-36, Yesus memberikan kita dua kebenaran besar mengenai pengetahuan manusia tentang Kedatangan Kedua Kali. Yang pertama adalah pelajaran dari pohon ara-sejenis pohon golongan kecil di Palestina di abad pertama yang gugur daun-daunnya di musim dingin. Sebagaimana munculnya daun-daun baru menunjukkan bahwa musim panas tiba, begitu pula umat Kristen yang peka dapat memberitahu kapan munculnya Kristus yang sudah dekat (ayat 33). Sebaliknya, mereka tidak pernah tahu waktunya yang tepat (ayat 36).
Yesus selanjutnya memberi ilustrasi tentang Nuh. Sebagaimana orang-orang “makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera,” begitu juga halnya dengan kedatangan Anak Manusia (ayat 38).
Sebagian besar keterangan ayat itu secara tidak langsung menunjukkan tanda Nuh sebagai kejahatan yang besar di dunia, tetapi itu mungkin bukan satu-satunya interpretasi. Pengertian kejahatan yang besar berhubungan dengan Kejadian 6:5, yang menyatakan bahwa di zaman Nuh, TUHAN melihat, “bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata.” Tetapi, perhatikan, bahwa Kejadian 6:5 adalah sudut pandang Allah.
Matius 24:37-39 juga dapat dibaca sebagai sudut pandang manusia. Melalui sudut pandang itu, teks tersebut sekadar mengatakan bahwa kehidupan di zaman akhir akan bergulir seperti biasa di mata sebagian besar orang. Bagaimanapun, makan dan minum dan kawin adalah kegiatan-kegiatan normal. Hanya berlebihannya pada zaman Nuh dan akan terjadi secara berlebihan tidak sebelum Kedatangan Ke-dua yang menjadikan hal-hal tersebut kacau-balau. Tetapi kebanyakan orang, termasuk banyak dari mereka di dalam gereja, tanpa ragu akan memusatkan pada kenyataan bahwa kehidupan tampaknya berjalan seperti biasa-biasa saja sampai “kejutan besar.” Mereka tidak melihat apa-apa yang luar biasa.
Interpretasi itu berhubungan dengan ayat yang membandingkan Kedatangan Kedua Kali sebagai kedatangan seorang pencuri (misalnya 1 Tes. 5:2). Itu pun selaras dengan Matius 24:40-41, yang mengindikasikan tiba-tibanya perpisahan antara yang diselamatkan dan yang tidak diselamatkan.
Tuhan, berikan saya mata untuk melihat pohon-pohon ara dan kejadian-kejadian di bumi melalui sudutpandang-Mu.