PANGGILAN TERAKHIR UNTUK BANGUN
“Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: ‘Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang’” (Matius 23:1-5).
Puncak pertikaian Yesus dengan ahli-ahli Taurat dan kaum Farisi diceritakan di Matius 23. Sampai titik ini, Yesus telah melakukan yang Dia dapat lakukan untuk membangunkan mereka, tetapi sia-sia. Sekarang saat untuk kata-kata lembut dan taktik berputar dan tidak langsung selesai. Di dalam kasih-Nya, Yesus sekarang membuat serangan langsung. Waktunya sudah hampir habis dan mereka belum mendengarkan-Nya.
Matius 23 terdiri tiga bagian yang merupakan suatu tema yang menyatu. Ayat 1 sampai 12, membicarakan orang-orang lain, yang menghadirkan lima karakteristik untuk mana Yesus menegur para ahli Taurat dan kaum Farisi. Tetapi sebelum membawanya, Yesus menyoroti pentingnya kedudukan para ahli Taurat dan kaum Farisi. Mereka “menduduki kursi Musa” (ayat 2). Yaitu, mereka mempunyai hak istimewa utama dan tanggung-jawab untuk mengajarkan Firman Allah kepada umat-Nya. Berdasarkan peran kudus dan berbobot itulah kita harus menyoroti kekurangan-kekurangan mereka. Kesalahan-kesalahan mereka semakin nyata karena posisi mereka.
Sebelum melihat sifat-sifat negatif yang digambarkan dalam pasal ini, kita perlu akui bahwa tidak semua orang Farisi itu seburuk sebagaimana digambarkan di sini. Orang-orang Farisi sendiri-sebagaimana Yesus-agak tidak setuju dengan sepak terjang sesamanya yang tidak bertanggung jawab.
Satu hal lain yang harus kita camkan adalah bahwa para pemimpin Kristen dan orang-orang awam seringkali berusaha menyamakan sifat-sifat kaum Farisi. Walau kaum Farisi membentuk bagian yang bersejarah dalam Yudaisme, namun roh mereka tertanam dan berakar dalam sifat manusia. Dengan demikian maka kita umat Kristen perlu membaca kecaman dalam Matius 23 dengan membayangkan diri kita sendiri.
Tiap kali kita gagal melakukan apa yang kita ajarkan (ayat 3), tidak bersedia melaksanakannya dalam kehidupan kita sendiri apa yang kita tentukan bagi orang lain (ayat 4), suka nilai pamer prestasi-prestasi keagamaan kita (ayat 5), suka gelar-gelar penghormatan dan ditunjukkan (ayat-ayat 6-10), dan tidak menyadari bahwa pelayanan kita adalah panggilan untuk melakukan pelayanan dengan berkorban dan bukan untuk mendapatkan status terhormat (ayat 11,12), maka kita berperilaku sebagai orang-orang Farisi terburuk dan bukan sebagai pengikut Yesus.
Bantulah saya, Tuhan, agar dapat mengatasi kekurangan-kekurangan saya sendiri dan mengikuti kehidupan dan Firman-Mu.
0 komentar :
Post a Comment