Tujuan Versus Hadiah
"Dan berada dalam Dia bukan: dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan" (Filipi 3:9).
Tujuan Paulus adalah tujuan untuk sama seperti Kristus, kerinduannya adalah hadiah dari kebenaran Kristus. Pengharapan-Nya adalah hadiah kebenaran Kristus. Dia tidak mengharapkan, begitu juga kita, bahwa tingkah laku kita, bahkan yang paling baik, layak menuntun kita ke surga. Penurutan kita yang paling tinggi digantikan oleh pemberian kasih sayang-Nya—menggantikan dengan hidup-Nya untuk kita.
Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus menyatakan bahwa di dalam Kristus kita “lebih dari pada orang-orang yang menang”(Rm. 8:37). Dia tahu dengan baik Olimpiade pada zamannya dan gemar membuat aplikasi rohani untuk peristiwa atletik. Dia melihat pengabdian serta pengorbanan dari orang yang bersaing dalam lomba lari (1 Kor. 9:24,25), petinju (ayat 26, 27), dan pegulat (Ef. 6:12) sebagai contoh pengorbanan yang harus dibuat oleh orang Kristen dalam mencari hidup yang kekal. Dia mendesak supaya kita “mengerjakan keselamatan [kita] dengan takut dan gentar” (Filipi 2:12). Dalam semua pemikiran ini dia selalu bersama nasihat dari Tuhan kita, yang mengatakan bahwa surga hanya tersedia bagi mereka yang berusaha keras (lihat Matius 11:12).
Tetapi apakah kita lebih dari pemenang? Apakah yang bisa lebih terhormat, lebih diinginkan, lebih memuaskan daripada kemenangan dalam kehidupan kerohanian kita? Jawabannya—menjadi ahli waris! (Roma 8:16). Para juara dunia ini bekerja untuk kemenangan mereka dan diberikan hadiah yang dapat dicemari dan dinodai seiring berlalunya waktu, dan akhirnya satu hari nanti akan binasa dalam api yang memurnikan dunia yang penuh dosa ini. Tetapi mereka yang adalah ahli waris—mereka menerima kemurahan hati, namun itu bukan hasil usaha mereka, tetapi karena kasih karunia—berkat yang tidak terbatas, hadiah mereka, dalam analogi rohani Paulus, hidup kekal selama-lamanya.
Allah menggerakkan perbuatan baik kita, dan Dia memiliki sebuah buku catatan di mana terdaftar semua ketaatan kita dan akan dibuka di dunia yang lebih baik (Mal. 3:16). Tetapi perbuatan-perbuatan baik tidak menyelamatkan kita; karunia kehidupan Yesus yang melakukan semuanya itu. Inilah sebabnya mengapa usaha kita untuk serupa dengan Kristus adalah tidak sama dengan doa kita untuk dibenarkan oleh Kristus. Saat kehidupan yang akan datang menjadi kerinduan kita yang terbesar, kehidupan yang sebelumnya akan menjadi kenangan yang menyenangkan.
0 komentar :
Post a Comment