Allah Tidak Butuh Pembelaan Kita

"Telah lenyap kemuliaan dari Israel, sebab tabut Allah telah dirampas" (1 Sam 4:22)

Orang Filistin menyerang umat Allah Bangsa Israel pun berkemah di Eben-Haezer, sedangkan orang Filistin mendirikan tenda dekat Afek. Dalam pertempuran pertama, orang Israel kehilangan 4.000 tentaranya. Untuk mengembalikan semangat tentaranya dan merebut kemenangan, para pemimpin membawa tabut perjanjian ke tengah-tengah pasukan. Ketika orang Filistin melihat bahwa Allah mereka telah datang ke perkemahan itu" (1 Sam. 4:7), berteriaklah mereka. 'Celakalah kita ' (ay. 7). dan 'Siapakah yang menolong kita dari tangan Allah yang maha dahsyat ini?" (ay. 8).

Tapi orang Filistin menyerang kembali, kali ini mengakibatkan gugurnya 30.000 tentara Israel Kemudian orang Filistin merebut tabut perjanjian dan beranggapan bahwa sekarang orang Israel tidak memiliki dewa, dan karenanya kehilangan kekuatan mereka.

Orang Filistin lalu menempatkan tabut TUHAN di kuil Dagon. dewa mereka yang utama Esok paginya nampak patung Dagon terjatuh dalam posisi menyembah tabut TUHAN. Orang-orang segera mengembalikan posisi patung itu ke tempat semula, tapi besoknya patung itu kembali terjatuh tertelungkup, kali ini tanpa kepala.. dan tangan. Lalu orang-orang Asdod. tempat kuil itu berdiri, terserang wabah borok di kulit mereka.

Tabut perjanjian lalu dipindahkan ke Gat. tapi kembali borok yang mematikan pun menjangkit penduduk di sana. Maka tabut itu dipindahkan lagi, ke Ekron. dengan akibat yang sama.

Setelah sembilan bulan diserang wabah, orang-orang Filistin memutuskan untuk mengembalikan tabut kepada Bangsa Israel Tabut itu ditaruh, bersama-sama dengan harta tebusan, pada sebuah kereta yang ditarik dua ekor sapi. Setelah dilepaskan. lembu-lembu itu berjalan langsung ke daerah orang Israel di Bet-Semes.

Tapi karena mereka tidak memiliki imam untuk membimbing mereka bagaimana memperlakukan tabut TUHAN, mereka pun mengirim pesan ke Kiryat-Yearim untuk menerima tabut itu. Di sanalah Eleazar menjadi imam untuk menjaga tabut TUHAN selama 20 tahun.

Ada sebuah cabang teologi yang disebut “apologetika." yang mempelajari teori-teori untuk membela iman kita terhadap serangan dari luar. Kemudian ada sebuah ranting teologi yang disebut "teodesi" yang membela Allah dan keberadaan-Nya dari segala yang jahat Namun dua disiplin ilmu ini tidaklah dapat memenuhi tujuannya dengan sempurna, meskipun banyak yang menganggapnya sangat berguna. Terlepas dari usaha dan niat baik kita untuk membela Allah dari serangan mereka yang tidak percaya. Allah sendiri dapat—dan akan—mengurus diri-Nya sendiri. Kitalah yang perlu diselamatkan oleh TUHAN, sementara la tidak membutuhkan usaha sia-sia kita untuk "menyelamatkan-Nya.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan