Terkutuklah Aku!


“Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku" (Rut 1:20).

Banyak janda di masyarakat Timur Dekat kuno yang situasinya mengenaskan. Bahkan di tengah-tengah umat Allah, janda-janda sering berada dalam kondisi mengkhawatirkan. Melalui nabi Yesaya. Yeremia, Yehezkiel, Zakharia. dan Maleakhi, Allah telah melayangkan protes kepada mereka yang berlaku tidak adil terhadap janda-janda.

Awan hitam sering bergantung di atas kepada orang-orang tertentu, dan Naomi nampaknya salah satu dari jiwa-jiwa yang kurang beruntung itu. Ketika hidup di tanah yang asing—suatu tempat di mana orang Israel sering kurang diterima dan dewa-dewa palsu disembah—ia telah kehilangan suami dan dua anak lelakinya dalam waktu 10 tahun saja Yang tertinggal hanyalah tiga orang janda.

Naomi tidak bersedih secara diam-diam. Dengan kepahitan di hatinya ia menuduh Allah sudah berlaku tak adil. Bacalah kata-katanya ini. "Sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku. Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku... TUHAN telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku" (ay. 20,21).

Catatlah daftar tuduhannya: (1) Jangan sebutkan aku Naomi ("yang manis"); sebutkanlah aku Mara (yang pahit); (2) Allah buah dada (El Shaddai=Yang Mahakuasa), yang adalah ibu bagi anak-anak-Nya, "melakukan banyak yang pahit kepadaku"; (3)

Aku meninggalkan Betlehem dengan penuh seperti wanita hamil tetapi Allah memulangkanku dengan tangan hampa; (4) TUHAN telah naik saksi menentang aku (secara tidak adil); dan (5) Allah telah berlaku jahat dan mendatangkan malapetaka kepadaku.

Bukan sebuah potret yang indah. Dan menurut Naomi, semuanya Allah yang salah! Bukannya berlaku sesuai janji-Nya untuk memelihara umat-Nya, Allah sudah berlaku ceroboh—bahkan jahat—kepada seorang janda tak berdaya! Bagaimana la bisa bertindak seperti itu sementara di tempat lain la menuntut umat-Nya untuk berbuat baik kepada janda-janda?

Apa pendapat Anda? Apakah kesedihan Naomi membuatnya benar? Apakah Allah yang telah melakukan hal-hal buruk yang terjadi padanya? Hal-hal buruk yang terjadi kepada orang-orang baik, dan saya pikir kita jelas keliru bila menyalahkan Allah. Sama saja kita telah mempersetankan Allah!



Sebuah percakapan afektif adalah luapan emosi atau curahan hati tentang orang lain, dan bukan suatu cara untuk mengungkapkan fakta seperti dalam suatu percakapan yang informatif. Allah mengerti akan hal ini dan tidak serta merta menghanguskan kita dengan sambaran petir bila kita sedang meluapkan emosi kepada-Nya. dan mengata-ngatai Dia di kala kita patah hati.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan