Niat Baik yang Berubah jadi Bencana

“Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri" (Hakim-hakim 17:6).

Ada seorang Lewi yang mengambil seorang gadis menjadi gundiknya, Tetapi gundiknya itu berlaku serong terhadap dia dan pergi dari padanya ke rumah ayahnya" (Hak. 19:2). Setelah empat bulan berlalu (saat mana akan terlihat jika ia hamil), orang Lewi itu datang menjemputnya bersama dengan membawa seorang pembantu dan sepasang keledai berpelana.

Setelah ditunda-tunda selama lima hari oleh mertuanya, orang Lewi itu membawa pembantu, istri muda dan sepasang keledainya meninggalkan rumah itu. Ketika mereka singgah di Gibea, sebuah kota suku Benyamin, mereka duduk di alun-alun tanpa ada penduduk kota yang mengajak bermalam—sebuah pertanda. Akhirnya seorang tua yang baru pulang dari ladang mengundang mereka ke rumahnya. Tapi tak lama kemudian datanglah orang-orang dari kota dengan maksud jahat untuk... memperkosa orang Lewi itu.

Tuan rumah melindungi tamunya, dan menawarkan anak gadisnya sendiri dan gundik orang Lewi itu sebagai gantinya. Orang Lewi itu pun bertindak, menangkap gundiknya dan membawanya ke luar pintu. Maka orang-orang jahat itu pun "bersetubuh dengan perempuan itu dan semalam-mataman itu mereka mempermainkannya" (ay: 25) sementara para pria tidur dengan nyaman di dalam rumah tanpa memperdulikan kejadian di luar. "Barulah pada waktu fajar menyingsing mereka melepaskan perempuan itu” (ay. 25). Korban merangkak ke depan pintu rumah dan "tangannya pada ambang pintu" (ay 27).

Alkitab tidak mengatakan apakah ia hidup atau mati, tapi orang Lewi itu langsung mengangkatnya ke atas keledai dan meneruskan perjalanan pulang. Sesampai di rumahnya, ia langsung memotong-motong tubuh wanita itu menjadi 12 bagian dan mengirimkannya ke daerah-daerah orang Israel.

Terbangkit amarahnya, 400.000 orang Israel berkumpul dan menanyakan masalahnya langsung kepada si orang Lewi. Setelah mendengarkan laporan yang diputarbalikkan oleh orang Lewi itu, mereka berderap menuju Gibea. Pertempuran pun pecah, dan akhirnya hanya menyisakan 600 orang suku Benyamin. Namun Bangsa Israel tidak ingin suku Benyamin (yang merupakan salah satu dari 12 suku Israel) musnah, sehingga mereka menyediakan gadis-gadis dari suku Yabesh-Gilead dan Silo untuk 600 orang suku Benyamin itu.


Seorang gundik penyeleweng yang mengalami kekejaman—diperkosa, dibunuh, dan dipotong-potong tubuhnya! Berapa banyak kemalangan yang harus dialami untuk memperbaiki sebuah kesalahan? Statistik: 40.030 tentara Israel tewas, 50 600 pejuang suku Benyamin dibantai, yang hampir memusnahkan suku ini, dan 600 gadis yang diculik untuk mencegah kepunahan itu. Itulah yang terjadi ketika niat baik berubah menjadi buruk—bahkan sangat buruk.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan