PERTANYAAN PETRUS YANG PENUH ARTI

“Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: ‘Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?’Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal’” (Matius 19:27-29).

“Apakah yang akan kami peroleh?” “Apakah buat saya dan mereka yang sudah menyerahkan segala-galanya dan mengikuti-Mu?” Andai saya Yesus, maka saya akan katakan kepada Petrus agar diam dan melakukan saja apa yang harus dia lakukan, dia sama sekali tak mengerti arti mengikuti Aku.

Bukan demikian Yesus. Tuhan kita menggunakan pertanyaan yang hanya mementingkan diri Petrus itu untuk memberi petunjuk yang diperlukan para murid mula-mula itu dan para pengikut-Nya dua puluh abad kemudian.

Jawaban Yesus kepada Petrus memiliki dua tingkatan. Yang pertama adalah apa yang dia ingin dengarkan (Mat. 19:27-29). Yang kedua menggambarkan apa yang Petrus perlu dengar (Mat. 19:30-20:16). Dia menggunakan pendekatan dua tingkatan kepada penguasa muda kaya raya itu. Apa yang pria itu ingin dengar adalah bahwa masuk ke dalam kerajaan itu adalah berdasarkan ketaatan (Mat. 19:17). Tetapi apa yang dia perlu dengar adalah bahwa diperlukan dedikasi total (ayat 21).

Kita perlu membaca pertanyaan Petrus mengenai apa yang dia akan dapat dalam konteks kasus penguasa muda itu. Dia gagal menyerahkan segala-galanya, tetapi Petrus dan para murid lainnya juga berbuat begitu.

Jawaban Yesus dalam Injil Matius ada empat tingkatan. Pertama, mereka yang harus meninggalkan keluarga duniawi akan menerima persekutuan yang lebih besar dalam keluarga umat Allah yang percaya di dunia. Kedua, mereka dijanjikan kehidupan kekal. Ketiga, mereka akan dijadikan makmur. Menurut jalan pikiran itu, Petrus tentu saja mendengarkan dengan saksama ketika Yesus memberitahukan bahwa dia dan 11 murid lainnya masing-masing akan memperoleh takhta untuk mereka duduki yang diperkirakan akan cukup berdekatan dengan takhta Yesus sendiri. Takhta-takhta adalah hal-hal penting bagi Petrus. Dan, sebagaimana kita akan segera lihat, dia menginginkan takhtanya sedekat mungkin dengan takhta Kristus jika mungkin.

Terakhir, jawaban Yesus berisi peringatan samar kepada Petrus dan para murid lainnya agar jangan terlalu percaya diri mengenai posisi mereka dalam kerajaan karena mereka sebagai para pengikut-Nya yang mula-mula. Pelajaran yang Petrus perlu camkan dalam pikirannya yang dipenuhi kedudukan.

Tuhan, bantulah saya melihat apa yang saya perlu dengar ketika saya membaca Firman-Mu dan bukan sekadar apa yang saya ingin dengarkan.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan