UNDANGAN AKHIR YESUS

‘“Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah lunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.’ Roh dan pengantin perempuan itu berkata: ‘Marilah!’ Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: Marilah!’ Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!” (Wahyu 22:16,17).

Kitab Wahyu seluruhnya adalah kitab tentang Yesus. Dimulai dengan Dia sebagai Tuhan bagi jemaat-jemaat ketika Dia berjalan di antara kaki dian. Dari situ kisahnya bergulir terus kepada penobatan surgawi-Nya sebagai Anak Domba Allah dan Singa suku Yudea dalam pasal 4 dan 5. Dan setelah menyatakan Dia di dalam sejarah dunia, kisah itu ditutup dengan suatu penglihatan tentang kedatangan-Nya di awan-awan surga sebagai Raja penakluk yang mulia menggunakan masa kekekalan bersama mereka semua yang sudah ditebus.

Mendekati bagian akhir kitab, kita temukan undangan terakhir-Nya kepada Anda dan saya. Undangan itu terdiri dari kata sederhana “datang," yang dijadikan lebih mendalam oleh pengulangan dalam konteks alam semesta yang sudah dimenangkan oleh Dia yang sebelumnya dinyatakan adalah “tunas, keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.”

Mendekati awal kitab Wahyu, kita juga menemukan suatu undangan dari Yesus. “Lihat,” Dia berkata, “Aku berdiri di muka pintu dan mengetuk; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku akan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku. Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat” (Why. 3:20-22).

Untuk menanggapi undangan itu, Ellen White menulis bahwa “Yesus setiap hari berkata kepada Anda, ‘Lihat aku berdiri di pintu dan mengetuk.’... Yesus telah menyerahkan hidup-Nya yang berharga bagi Anda, supaya Anda bisa menjadi seorang yang ikut merasakan sifat Ilahi, setelah terlepas dari keadaan korup di dalam dunia penuh nafsu. Kemudian serahkan diri Anda kepada-Nya sebagai ikrar kasih yang berterima kasih. Andai bukan saja demi kasih yang diberikan cuma-cuma oleh Kristus, kita seharusnya sekarang berada dalam keputusasaan yang parah, seperti di tengah malam rohani. Berterimakasihlah kepada Allah setiap hari bahwa Dia memberi kita Yesus” (Sons and Daughter of God, hlm 238).

Semuanya terdengar begitu sangat mudah-“datang,” “buka,” “beri.” Dan itu sederhana.

Anda dan saya memiliki pilihan. Kita semua bisa memiliki kehidupan tanpa pengharapan atau kita tetap menjaga mata kita tetap terbuka dan tertuju kepada Yesus, memberi kehidupan kita kepada-Nya, dan berjalan bersama-Nya setiap hari pada seluruh hidup kita.

Pilihannya sederhana, tetapi pribadi. Jangan hanya memandang kepada Yesus, tetapi lakukanlah sesuatu tentang pandangan itu. Sekarang juga!

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan