Tegar Tengkuk

"Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku?" (Mazmur 116:12).

tegar tengkuk! Rasanya mengerikan bila Anda adalah salah satu, tapi saya harus mengakui, itu adalah deskripsi lucu yang terjadi 13 kali dalam Perjanjian Lama dan sekali dalam Perjanjian Baru. Referensi Perjanjian Baru dalam Kisah 7:51 menggunakan istilah Yunani sklero (“mengeras”) tracheloi (“leher”) untuk menggambarkan kondisi seseorang. Menggunakan terminologi bahasa Ibrani, beberapa referensi dalam Pentatuk menggambarkan kondisi keras kepala. Anehnya, sebagian besar referensi yang tersisa merujuk kepada orang-orang yang menegarkan atau mengeraskan tengkuk mereka. Sebuah kondisi yang ditetapkan sendiri, hal ini tentunya sebuah metafora yang tepat untuk menjadi keras kepala, keras hati, memberontak, kasar, dan tidak responsif terhadap disiplin.

Mari pikirkan berikut ini, dari sekian banyak leher kaku yang saya alami selama hidup saya, beberapa mungkin tanpa sengaja karena kecelakaan mobil ketika kepala saya berbalik atau karena gerakan memutar mendadak saat senam atau kegiatan olahraga lainnya. Bagi orang lain mungkin disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus, kekejangan pada otot leher, atau karena tidur dalam posisi salah. Tetapi beberapa yang saya alami karena saya sendiri menegangkan leher saya dengan sia-sia. Jika tetap pada posisi yang salah untuk waktu yang lama saat belajar atau fokus pada beberapa kegiatan, misalnya membaca buku terlalu lama dengan kepala disandarkan pada lengan saya, maka hal ini dan kegiatan lainnya dapat menyebabkan leher terasa sakit. Untungnya, rasa sakit telah berlalu, biasanya tanpa perlu merelaks otot atau perawatan lain.

Sementara berada di ladang misi, saya memiliki banyak kesempatan memerhatikan masyarakat setempat membawa beban yang luar biasa berat di kepala mereka. Dengan takjub saya mengamati cara mereka, meskipun leher otot tegang, keringat mengalir, dan wajah berkerut meringis, seseorang bisa membawa beban berat sejauh beberapa mil. Tidak diragukan lagi, untuk melakukannya, mereka harus mengeraskan leher mereka dan mengeraskan otot-otot leher untuk melawan tekanan beban. Itu membuat saya bertanya-tanya. Seberapa sering saya mengeraskan leher saya di bawah beban dosa? Seberapa sering keras kepala saya lakukan, berarti perlawanan membuat saya harus membawa beban saya sendiri lebih lama lagi.

Tuhan, saya memilih untuk menempatkan beban saya di kaki salib-Mu. Saya memilih untuk mengasihi dan mematuhi, bukan upaya untuk memperoleh keselamatan, tetapi karena rasa syukur atas segala kebaikan-Mu kepada saya

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan