Menatap Kesadaran
"Palingkanlah matamu dari padaku, sebab aku menjadi bingung karenanya. Rambutmu bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari Gilead" (Kidung Agung 6:5).
Kontak mata. Melihat langsung ke mata orang lain adalah sangat kuat, hal yang sangat kuat! Orang yang saling mencintai melakukannya secara teratur, karena hal itu merupakan faktor penting dalam ikatan. Orangtua menatap mata bayi, dan bayi melihat sebaliknya. Menatap dalam-dalam mata orang lain, mencari makna dan konteks dari apa yang sedang dikatakan, merupakan komponen penting dari komunikasi nonverbal. Mata bercerita, dan itu tidak berbohong.. Tergantung pada budaya Anda, kontak mata bisa menjadi tanda kekuatan, kekukuhan, dan kejujuran (budaya Barat), atau bisa menjadi tanda agresi atau dianggap kasar atau sombong (budaya Timur). Kontak mata antara laki-laki dapat menjadi bagian dari perebutan kekuasaan, sedangkan antara perempuan dapat berarti banyak hal. Antara jenis kelamin, sering merupakan tanda ketertarikan yang luar biasa. Kontak mata seringkali menjadi salah satu komponen yang menggoda.
Hubungan erat pada kontak mata adalah gabungan antara kesadaran melihat, dan kemampuan dengan benar mengatakan di mana seseorang terlihat. Anda tidak hanya dapat mendeteksi secara akurat seseorang yang memberikan perhatian kepada Anda atau sesuatu hanya melewati Anda, namun Anda dapat memberitahu jika mereka terfokus pada mata Anda atau noda pada hidung Anda atau brokoli di gigi Anda. Kita bisa menyadari ke arah mana posisi mata orang lain, dan penelitian menunjukkan bahwa penilaian kita cukup akurat. Banyak guru saat ini, termasuk saya sendiri, tidak lagi bergumul apakah mahasiswa mencontek atau tidak. Jika seorang siswa menatap untuk waktu yang lama pada kertas siswa yang lain selama ujian atau kuis, maka mereka akan berusaha memperbaiki sikap mereka. Ketika murid-murid saya menghabiskan lebih banyak waktu memerhatikan saya, guru mereka, daripada menulis jawaban atas pertanyaan mereka, maka mereka biasanya mencari peluang untuk mencontek ketika saya lengah sesaat. Saya sangat sering melihat hal itu terjadi. Pemazmur Daud menjelaskan: “Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar" (Mzm. 34:16). Dia tidak pernah berhenti melihat. Seperti orangtua yang mencintai tidak bisa melepaskan mata mereka dari bayi baru mereka, Tuhan sangat mengasihi kita masing-masing. Apakah kita menunjukkan indikasi bahwa kita menyadari tatapan-Nya? Apakah kita menanggapi tatapan-Nya yang penuh kasih? Apakah kita tetap memandang mata-Nya melalui meditasi harian dan doa kelompok? Kemungkinannya bahwa Tuhan memiliki tatapan kesadaran yang lebih baik daripada saya. Saya perlu introspeksi, mengapa saya berlaku seolah-olah berbakti pada saat hati saya tidak di dalamnya.
Tuhan, ketika saya mengalihkan mata saya pada-Mu dan melihat ke wajah : indah-Mu, biarlah segala sesuatu yang lain meredup dalam terang kemuliaan dan rahmat-Mu.
0 komentar :
Post a Comment