PENGABDIAN YANG DIILHAMI
“Pilatus heran waktu mendengar bahwa Yesus sudah mati. Maka ia memanggil kepala pasukan dan bertanya kepadanya apakah Yesus sudah mati. Sesudah didengarnya keterangan kepala pasukan, ia berkenan memberikan mayat itu kepada Yusuf. Yusuf pun membeli kain lenan, kemudian ia menurunkan mayat Yesus dari salib dan mengapaninya dengan kain lenan itu. Lalu ia membaringkan Dia di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu. Kemudian digulingkannya sebuah batu ke pintu kubur itu. Maria Magdalena dan Maria ibu Yoses melihat di mana Yesus dibaringkan” (Markus 15:44-47).
Apa pun yang harus diusahakan bagi tubuh Yesus, harus dilakukan secepatnya. Dia telah mati pada pukul tiga Jumat sore dan Sabat sudah semakin mendekat dengan cepat.
Sering terjadi bahwa para penjahat tergantung selama berhari-hari di kayu salib sebelum mereka mati. Maka Pilatus heran bahwa Yesus meninggal secepat itu. Dan sekarang tubuh itu ada di situ. Kebanyakan hal-hal seperti itu tidak akan menjadi masalah. Banyak dari mereka yang mati disalib tidak pernah dikubur. Tubuh-tubuh sekadar diturunkan dari kayu salib dan ditinggalkan di tanah di mana anjing-anjing liar dan burung hering mengurusinya. Yang lain bisa saja dikuburkan di salah satu pekuburan yang disediakan untuk penjahat atau orang-orang lain yang tidak diinginkan masyarakat.
Dalam hal ini, Pilatus sangat terkejut ketika dia didatangi Yusuf dari Arimatea yang kaya dan yang selalu berpegang teguh pada peraturan. Bagi pejabat Romawi, agaknya hal itu menjadi membingungkan tentang penyaliban itu, tidak biasa selama dia menjabat sebagai gubernur. Kita tidak mengetahui apa yang terlintas di dalam pikirannya, tetapi kita tahu bahwa dia memberikan jenazah itu kepada Yusuf setelah dia pastikan bahwa Yesus benar-benar sudah mati.
Menurut Injil Yohanes, Yusuf memiliki sebuah makam yang tidak digunakan. Hanya orang kaya saja yang bisa memiliki ruang pemakaman yang demikian. Dipahat dari batu yang kokoh, biasanya makam-makam ini punya serambi di mana jenazah-jenazah itu ditempatkan. Makam-makam itu cukup tinggi untuk dapat berdiri di dalamnya, tetapi pintunya pada umumnya tidak lebih dari empat kaki atau kurang lebih 1,2 meter. Sebuah jalur dipahat ke dalam batu di bagian luar, dan setelah jenazah ditempatkan, maka sebuah batu bundar besar digulingkan sepanjang jalur itu untuk menutupi jalan masuk.
Yesus bukan saja mendapat makam seorang kaya, tetapi juga persiapan yang pantas untuk makam seorang raja. Yohanes memberitahu bahwa Nikodemus membawa 50 kati rempah-rempah, suatu pemberian yang mengalahkan pengurapan Maria sebelumnya 100 kali lipat. Dan rempah-rempah pada sebelum penyaliban itu bernilai 100 hari gaji (Yoh. 12:3-5). Sungguh, kita dapat katakan bahwa Yesus menggenapi nubuatan Yesaya 53:9 bahwa “Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya."
Tolonglah saya, Bapa, agar juga diilhami untuk mengabdi bagi kematian Yesus seperti Yusuf dan Nikodemus. Semoga hal itu berlanjut mengubah kehidupan saya seperti mengubah kehidupan mereka.