KELICIKAN MANUSIA, PEMELIHARAAN ILAHI
“Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, dan mereka berkata: ‘Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-murid-Nya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya dari pada yang pertama.’Kata Pilatus kepada mereka: ‘Ini penjaga-penjaga bagimu,pergi dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya.’ Maka pergilah mereka dan dengan bantuan penjaga-penjaga itu mereka memeterai kubur itu dan menjaganya” (Matius 27:62-66).
Inilah sebuah bagian yang sarat kejutan. Yang pertama adalah kenyataan para pemimpin Yahudi yang mengingat bahwa Yesus telah berjanji akan bangkit kembali setelah kematian-Nya. Para murid sama sekali melupakan ramalan itu meskipun Yesus telah berulangkali memberitahu mereka bahwa Dia akan mati dan dibangkitkan kembali (Mat. 16:21; 17:23; 20:19; 12:40).
Apa yang mereka lupakan dan bahkan tidak pernah mendengarkannya, namun para pemimpin Yahudi mengingatnya walau mereka tidak memercayai hal tersebut akan terjadi. Sebaliknya, mereka takut bahwa para murid akan mencuri jenazah itu dan menyatakan suatu kebangkitan kembali. Kalau demikian, kebohongan mereka mengenai kebangkitan kembali Yesus akan menjadi lebih buruk lagi dibanding kebohongan-Nya bahwa Dia itu Mesias.
Kejutan besar kedua hal di atas adalah para pemimpin Yahudi begitu khawatir tentang kemungkinan itu dan krisis yang disebabkan hal itu sehingga mereka mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, yaitu melanggar hukum-hukum Sabat mereka sendiri yang kaku, dengan mengunjungi Pilatus (seorang bukan Yahudi yang haram) pada hari suci mereka untuk memohon seorang penjaga bagi makam Yesus. Pelanggaran kebiasaan mereka menunjukkan secara tidak langsung, betapa dalamnya ketakutan mereka bahwa para murid akan merekayasa suatu cerita bohong. Orang-orang Yahudi yang berkuasa bersedia melakukan apa saja untuk mengakhiri masalah Yesus.
Pilatus dipusingkan ketika peristiwa-peristiwa ini muncul. Tetapi, bosan dan lelah dengan urusan ini, sang gubernur bersedia menyetujui untuk bekerja sama dengan para pemimpin yang selalu membuat masalah, karena jika tidak, dan jenazah itu hilang pada hari ketiga, masalah itu tidak akan pernah berakhir. Dengan demikian dia mengabulkan permintaan para pemimpin Yahudi dan memberi kuasa seorang pemimpin Yahudi untuk memeteraikan makam itu dan menjaganya.
Tetapi dengan mengambil tindakan pencegahan seperti itu, Leon Morris mengemukakan, para pemimpin Yahudi “berbuat lebih daripada yang mereka ketahui. Mereka memastikan bahwa tidak akan terjadi hal-hal yang bohong tentang para murid mencuri jenazah sedangkan nanti pada waktunya Yesus memang bangkit dari antara orang mati. Tindakan pencegahan itu dari para musuhnya akan menggarisbawahi kebenaran kebangkitannya kembali.”
Aneh memang keajaiban pemeliharaan Allah. Allah dapat menggunakan siapa atau apa saja untuk mewujudkan tujuan-Nya di panggung sejarah dunia ini.