KEMUDIAN ADA PARA WANITA ITU
“Dan ada di situ banyak perempuan yang melihat dari jauh, yaitu perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia. Di antara mereka terdapat Maria Magdalena, dan Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan ibu anak-anak Zebedeus” (Matius 27:55,56).
Wanita!
Apakah mereka semua begitu penting? Kita dibuat bertanya-tanya berdasarkan catatan sejarah mengenai Kekristenan yang biasa didominasi kaum pria. Tetapi para penulis Injil rupanya berpendapat lain. Bagi mereka, para wanita dan kesaksian mereka dan pelayanan mereka kepada Yesus menjadi menentukan bagi kisah yang mereka tulis.
Matius menyelesaikan uraiannya mengenai penyaliban dengan memberi tahu kita bahwa “banyak perempuan” di sana sebagai saksi-saksi. Keempat Injil semua bercerita bahwa para wanita itu tetap di kayu salib sampai akhir.
Tetapi di mana gerangan kaum prianya? Setelah penyangkalan terhadap Yesus yang berulang kali itu, murid laki-laki satu-satunya yang disebut Kitab Suci adalah Yohanes “murid yang dikasihi-Nya” (Yoh. 19:26). Dan Yohanes hanya muncul dalam Injil keempat. Di manakah kaum prianya? Kemungkinan besar bersembunyi. Setelah Yesus ditahan di Getsemani, mereka melarikan diri secepatnya. Pada waktu itu mereka tidak ingin berada terlalu dekat dengan Dia yang disangkakan penjahat yang dihukum.
Dengan latar belakang kegagalan kaum pria, keberanian dan pengabdian para wanita itu semakin cemerlang.
Matius memberitahu kita bahwa bukan saja ada “banyak perempuan,” tetapi mereka menyaksikan dari “jauh.” Kita tidak tahu mengapa mereka tidak mendekat. Kemungkinan karena tidak aman untuk mendekati sebuah pelaksanaan hukuman mati di saat musuh-musuh Yesus memegang kendali. Kemungkinan barangkali tidaklah pantas bagi kaum wanita untuk menghadiri sebuah penyaliban. Atau bisa saja mereka mau menjaga jarak antara mereka dan para pencemooh.
Apa yang kita ketahui bahwa mereka cukup dekat untuk mendengar ketika Yesus menyerahkan ibu-Nya kepada pengasuhan Yohanes. Tetapi yang paling penting yang kita pelajari mengenai para wanita ini ialah mereka bisa hadir.
Dalam ketiadaan para murid laki-laki, “banyak perempuan” ini memberi dukungan dan memperlihatkan kesetiaan mereka kepada Yesus yang sedang menderita ketika Dia sangat membutuhkannya. Tetapi ini bukan suatu perkembangan baru. Matius mengindikasikan bahwa mereka telah mengikuti-Nya sepanjang jalan dari Galilea, sementara melayani semua kebutuhan-Nya. Sepanjang jalan itu mereka menyediakan kepada Yesus yang tidak mempunyai uang itu, semua keperluan-Nya. Mereka telah mengambil peran hamba yang para pengikut pria Yesus hindari.
Semoga Allah tetap memberkati pelayanan para wanita di antara kita.