Memandang pada Hal Penting
"Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung, Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar” (2 Korintus 3:18).
Ada pepatah bijak yang mengatakan, "kita bertumbuh ke arah yang paling kita hargai." Dengan kata lain, apa yang kita hargai sangat menentukan bentuk perkembangan kita. Seperti carang pohon anggur yang membentang ke arah matahari atau tangkai rumput yang bergerak ke arah kolam atau akar pohon yang membentang menuju tanah yang lembab, kita tumbuh ke arah yang kita kasihi. Ini adalah "tema utama" pekabaran Firman Tuhan hari ini. Itu juga merupakan inti dari nasihat Paulus: "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi" (Kol. 3:2).
Dengan cara apakah kita menetapkan cara pandang kita? Apakah itu kekerasan yang digambarkan di media? Apakah itu kegembiraan dan kebrutalan beberapa olahragawan yang profesional? Apakah itu gambar-gambar porno? Apakah itu kemampuan berbisnis kita? Apakah itu saham kita yang banyak? Apakah itu kehidupan yang mudah atau penuh harapan dan rencana pensiun yang mewah? Atau mungkin itu adalah pendidikan, keluarga dan kesejahteraan kita. Atau itu pekerjaan kita yang telah menjadi lebih penting daripada kondisi jiwa kita? Janji-janji Allah tentang kesenangan dan keindahan dari dunia yang akan datang harus menggantikan bahkan untuk kesenangan sementara yang menyibukkan kita. Ketika itu tidak terjadi, ketika kasih kita telah dialihkan pada hal-hal yang bukan utama, kita telah, pada kenyataannya, membuat indera kita akan lebih kurang kekuatannya dan pasti akan menderita akibat perbedaan kasih kita.
Ketika keinginan terbesar kita diserahkan kepada Allah, fokus kita lebih tinggi dari kotoran dan lumpur masyarakat zaman sekarang: Jerami dan tunggul dari keberhasilan setiap hari, pemandangan dan desahan yang mengecewakan setiap hari, kesedihan dan rintihan dari tragedi kehidupan yang tidak pernah berakhir, bahkan kadang-kadang kita membandingkan hadiah yang bersifat sementara ini dengan hadiah kekal yang Tuhan sediakan bagi kita. Hadiah ini tidak hanya sekadar hadiah, tetapi hadiah ini berbeda secara sifat dan jenisnya dari semua jenis hadiah yang pernah kita lihat saat ini. Begitu banyak sehingga, bukan masalah berapa banyak pengorbanan waktu, bakat, dan harta kita; tidak peduli berapa mahal biaya tempat tinggal yang kita banggakan sekarang ini, di sana dalam kemewahan yang luar biasa, dengan sukacita, kita akan berseru, "Surga memang cukup murah hati!" (Life Sketches of Ellen G. White, hlm.67).
0 komentar :
Post a Comment