Pintu-pintu Gerbang Surga
"Dan temboknya besar lagi tinggi dan pintu gerbangnya dua belas buah, dan di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua belas maIaikat dan di atasnya tertulis nama kedua belas suku Israel” (Wahyu 21:12).
Mengapa Allah menghiasi pintu gerbang surga dengan nama-nama suku Israel; bangsa yang juga digunakan oleh Setan untuk mengatur penyaliban Anak-Nya? Karena dengan demikian, Dia menyatakan kepada kita bahwa kasih-Nya tersedia secara melimpah; di tengah-tengah bangsa yang jahat ini, Dia mengasihi mereka yang menghormati-Nya; bahwa awal yang buruk tidak perlu menyebabkan akhir yang buruk; ketika dosa bertambah banyak, kasih karunia jauh lebih melimpah; karena "perlengkapan kasih karunia” surga melebihi "kebutuhan pengampunan” dunia;Allah dapat menyelamatkan dari “Anak gelandangan" menjadi "Anak Allah yang sepenuhnya"-dari yang hina menjadi mulia—dari miskin menjadi kaya; tidak peduli apa kelemahan kita, kasih karunia-Nya cukup untuk kita.
Kita yang adalah Israel modern tidak lebih baik daripada saudara-saudara kita Israel kuno. Mereka pemberontak- dan keras kepala—begitu juga kita; mereka bergaul dengan bangsa kafir yang merusak kerohanian mereka—begitu juga kita; mereka mengabaikan dan menyia-nyiakan amaran para nabi-begitu juga kita—mereka mengembara di padang pasir di luar dari negeri yang dijanjikan sehingga mereka terlambat masuk ke Kanaan—begitu juga kita; mereka bertengkar terhadap satu sama lain—begitu juga kita; mereka tidak memercayai tanah yang dijanjikan bagi mereka—begitu juga kita "demikianlah Firman Tuhan.” Nama mereka tertulis pada pintu gerbang surga adalah bukti tak terbantahkan bahwa gereja bukanlah "tempat dari orang kudus yang membeku, tetapi rumah sakit untuk orang berdosa." Dan Allah mengadili mereka yang bertobat, dibungkus oleh jubah kebenaran Kristus, sehingga mereka dapat diterima.
Patut diperhatikan, bahwa rumah sakit adalah untuk menjadikan orang sehat—dan begitu juga dengan gereja. Kita bersekutu untuk berjuang melawan dosa, disatukan oleh janji-janji dan prinsip-prinsip Firman Tuhan, karena itu jangan pernah mundur dalam perjuangan pertumbuhan rohani dan kemampuan untuk melayani. Kasih karunia Allah adalah cukup tetapi bukanlah membebaskan atau menghalangi kehendak mereka, mereka harus dibawa pada kemuliaan, sehingga mereka akan menemukan adanya hal asing dari keinginan mereka. Mereka yang akan menikmati "sesuatu yang lebih baik" dari berkat Tuhan pada masa yang akan datang harus menerima sesuatu yang lebih kaya dari rencana dan prinsip-prinsip-Nya pada saat ini.
0 komentar :
Post a Comment