Kita Saling Membutuhkan
“Tuhan berfirman kepada Musa dan Harun: 'Orang Israel harus berkemah masing-masing dekat panji-panjinya, menurut lambang suku-sukunya. Mereka harus berkemah disekeliling kemah pertemuan, agak jauh dari padanya"' (Bilangan 2:1, 2).
Allah peduli untuk mengatur tempat tinggal dari dua belas suku Israel. Pada masing-masing empat sisi kemah suci ada tiga suku diposisikan secara strategis. Di sebelah timur sisi kemah suci adalah suku Yehuda, Isakhar dan Zebulon; di sisi selatan adalah Ruben, Simeon, dan Gad; di sisi barat adalah Efraim, Manasye, dan Benjamin; dan di sisi utara Dan, Asyer, dan Naftali.
Dengan susunan ini, suku-suku yang lebih rajin tinggal bersama dengan suku yang malas, suku yang lebih suka berperang tinggal bersama dengan yang lebih suka berdamai, suku yang tegas dengan yang tidak berpendirian; suku yang duniawi dengan yang lebih rohani; dan suku yang agresif tinggal bersama dengan yang pemalu. Jelas, Allah bermaksud supaya karakter dan sifat kepribadian masing-masing suku akan menjadi seimbang melalui kebaikan dari yang lain.
Saling ketergantungan ini adalah penting untuk kelangsungan hidup mereka karena mereka menghadapi kerasnya alam dan kekuatan militer dari musuh. Tetapi hal itu juga penting untuk pengembangan moral dan pengembangan rohani masing-masing suku, setiap kelemahan satu suku akan diimbangi oleh kekuatan dari suku yang lain, dan setiap suku yang kuat akan menopang suku yang lain.
Prinsip kebersamaan ini dinyatakan dalam lagu berkat di bawah ini: "Perhubungan kita Dalam kasih Allah!
Persekutuan itulah Yang bayangkan surga.
Susah dan beban b’rat,
Kita pikul sama;
Kar’na kasihan sahabat Air mata tercurah."
Di kerajaan yang akan datang tidak akan ada lagi kebutuhan untuk mengimbangi keperluan dari keadaan kita yang penuh dosa. Namun demikian, seperti yang ditunjukkan oleh kepribadian dari Allah Tritunggal, bahkan di sana orang tebusan akan menikmati berkat saling meningkatkan persatuan.
0 komentar :
Post a Comment