Renungan GMAHK 1 Februari 2018-Berkat Keimaman

Renungan GMAHK 1 Februari 2018-Berkat Keimaman

…

Selengkapnya »

31Jan2018

Renungan GMAHK 31 Januari 2018-Ketika Istri Selingkuh

<h2 style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">Ketika Istri Selingkuh</span></h2>
<div style="text-align: center;">
<i style="font-size: x-large;">Itulah hukum tentang perkara cemburuan, kalau seorang perempuan telah berbuat serong dan mencemarkan dirinya, padahal ia di bawah kuasa suaminya’</i></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><i>(Bilangan 5:29).</i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Ketika seorang suami Israel mencurigai istrinya berbuat serong tetapi tidak memiliki saksi, ada sebuah prosedur untuk membuktikan istri tersebut bersalah atau tidak.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">1.<span style="white-space: pre;"> </span>Ia membawanya, bersama-sama dengan persembahan, sepersepuluh efa tepung jelai, kepada imam, yang akan membimbingnya “ke hadapan Allah.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">2.<span style="white-space: pre;"> </span>Imam mencampur sebagian air dan debu yang diambil dari "lantai” kemah suci.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">3.<span style="white-space: pre;"> </span>Imam menguraikan rambut istri yang dicurigai tersebut dan menyuruhnya memegang persembahan itu di telapak tangannya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">4.<span style="white-space: pre;"> </span>Imam mengucapkan sumpah bahwa jika wanita itu tidak bersalah, ia akan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">luput dari kutukan, sedangkan jika ia bersalah, ia akan kena kutuk. Lalu imam menuliskan kutuk itu pada sehelai kertas dan memasukkannya ke dalam “air pahit yang mendatangkan kutuk” (ay. 18).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">5.<span style="white-space: pre;"> </span>Tersangka pun meminum air itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">6.<span style="white-space: pre;"> </span>Imam mengambil persembahan dari tangan wanita itu dan mengunjukkannya “ke hadapan Allah.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">7.<span style="white-space: pre;"> </span>Jika wanita itu tetap sehat setelah meminum ramuan kutuk, ia dinyatakan tak bersalah. Jika perutnya mengembung dan pahanya mengempis (repro</span><span style="font-size: large;">ductiveorgans withered), ia dinyatakan bersalah dan terkutuk.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Bagaimana pendapat kita mengenai pengadilan yang sadis ini? Terdengar sangat primitif....</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Perhatikan bahwa Allah tidak memerintahkan pengadilan yang sama untuk suami yang berkhianat Tetapi apa yang bisa kita harapkan dalam sebuah masyarakat patriarkal? Wanitad ianggap sebagai bahaya yang mengancam. Merekalah yang dapat mendatangkan malu bagi keluarga. Merekalah yang merayu pria hingga terjadi zina. Merekalah yang “najis” selama setengah masa (karena menstruasi). Dan secara finansial pada saat itu, kaum wanita kurang berharga dibandingkan pria.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Pengadilan seperti itu bukan hal yang asing di masyarakat Timur Dekat, sehingga pasal ini tidak membuat mereka terkaget-kaget seperti kita. Namun di balik itu kita mendapat secercah gambaran bagaimana dalam Kitab Suci Allah menyesuaikan diri-Nya terhadap budaya. “Allah memperuntukkan Firman-Nya bagi manusia yang terbatas” (Selected Messages, jilid 1, hlm. 16). Alkitab “bukanlah cara berpikir dan ungkapan perasaan Allah, Ia manusiawi... Alkitab.' tidak memuat gagasan besar dari Allah” (ibid., hlm. 16,21,22). Namun merupakan hak istimewa bagi kita untuk menerima Alkitab "sebagaimana adanya” (ibid., hlm. 17).</span></div>

<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>Sesuai Kehendak Allah</b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><i>“Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir" (Keluaran 3:10),</i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Di kalangan para penginjil, kita sering mendengar ungkapan ‘sesuai kehendak Allah.” Ungkapan itu mengandung pengertian bahwa sejak kekekalan, Allah telah memiliki kehendak atas segala sesuatu yang akan terjadi, dan orang Kristen mesti berusaha untuk mengetahui apa yang dikehendaki-Nya dan hidup seturut dengannya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Apakah seseorang menganut Calvinisme ataupun Wesleyanisme, buah usaha mencari kehendak Allah tersebut  hanya berujung pada rasa frustrasi. Bagaimana aku bisa mengetahui apa kehendak Allah sebenarnya bagiku? Apakah aku dapat terus-menerus hidup sesuai kehendak Allah?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Tapi tunggu dulu! Ada sudut pandang lain, yang menenteramkan. Karena Allah itu tak terbatas dan maha bijaksana, Ia tidak akan membatasi tindakan kita—terutama bila kita terbuka untuk berkat-Nya. Allah cukup kreatif untuk mencapai tujuan-Nya bahkan jika kita menuruti kehendak bebas kita dengan cara-cara yang jauh dari sempurna.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Itulah cara-cara yang ditempuh oleh Musa. Selama 40 tahun pertama dalam hidupnya, ia menyerap gaya hidup orang Mesir, Ia tumbuh dewasa di istana Firaun. Ia menguasai bahasa Mesir, Ia mengetahui adat istiadat setempat, Ia mempelajari tata krama kerajaan. Ia adalah orang dalam istana, Ia mengetahui cara untuk menarik perhatian Firaun. Meminjam kata-kata Mordekhai di kemudian hari kepada Ester (Est 4:14). Musa boleh berkata, “Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini aku datang ke kerajaan ini?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">jika ia naik takhta, maka ia dapat dengan mudah membebaskan orang Israel dari kerja paksa. Kalau pun ia tidak menjadi Firaun, asalkan tetap bertahan di istana, sebagai orang dalam ia dapat melicinkan jalan bagi pembebasan orang Israel dari Mesir, tanpa pertumpahan darah dan dengan restu orang Mesir.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Tetapi Musa dengan gegabah telah membunuh seorang Mesir dan harus melarikan diri selamanya. Sekarang ia tidak bisa lagi menjadi Firaun untuk membebaskan orang Israel Tidak dapat lagi ia menjadi orang dalam untuk membantu pembebasan bangsa Israel Dan untuk 40 tahun berikutnya Musa belajar bagaimana menggembalakan domba. Barangkali, ketika Allah mengirimnya kembali ke Mesir, pengalaman 40 tahun yang dimilikinya sebagai orang dalam istana dapat dimanfaatkannya, namun Allah harus membawa keluar bangsa Israel dengan cara lain.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Apa pun caranya, Musa akan melakukannya sesuai kehendak Allah. Begitu pula Allah dapat bekerja sesuai keputusan kita, dan menemukan cara agar hal itu sesuai dengan rencana-Nya. Kehendak Allah dapat bekerja sama dengan kehendak manusia untuk hasil yang terbaik.</span></div>

Renungan GMAHK 17 Januari 2018-Sesuai Kehendak Allah

Sesuai Kehendak Allah “Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir" (Keluaran 3:10), Di kalangan para penginjil, kita sering mendengar ungkapan ‘sesuai kehendak Allah.” Ungkapan itu mengandung pengertian bahwa sejak kekekalan, Allah telah memiliki kehend…

Selengkapnya »

16Jan2018

Load more posts

Subscribe to: Posts ( Atom )