Para Imam

“Tetapi Harun dan anak-anaknya haruslah kautugaskan untuk memegang jabatannya sebagai imam” (Bilangan 3:10).

Untuk menjadi imam, seseorang harus melewati persyaratan yang ketat.

Pertama, ia haruslah keturunan Harun, Ia harus diurapi dengan minyak dan darah, Ia hanya boleh menikahi gadis Israel. Dan, ia adalah pria—ya, imam harus seorang pria—yang fisiknya sempurna, bukan seorang yang buta, timpang, cacat mukanya, terlalu panjang anggota badannya, patah kaki atau tangannya, bungkuk, buta warna, dst.

Tugas keimaman meliputi, antara lain: sebagai wakil manusia dalam menghadap Allah—mengatur daging dan darah korban, menyampaikan doa bersama, menyalurkan berkat-berkat, dan menanyakan masalah Urim dan Tumim kepada Allah. Mereka harus mengenakan jubah khusus yang bukan pakaian orang Israel yang biasa.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa gembala jemaat masa kini serupa dengan para imam zaman dahulu. Karena itu, wanita tidak boleh ditahbiskan karena mereka bukan pria, sehingga tidak memenuhi syarat. Pendapat ini benar jika gembala menjalankan fungsi yang sama dengan imam. Tetapi....

Banyak perbedaan antara gembala masa kini dengan imam Israel di masa lalu. Gembala diurapi, tetapi tidak diminyaki; pengurapan tidak menggunakan minyak dan darah. Meskipun tugas gembala menyerupai tugas imam—memimpin doa jemaat dan mengajar—gembala masa kini tidak mempersembahkan korban dan mengatur daging dan darah korban. (Imam Katolik Roma melakukan pengorbanan di dalam Misa.)

Tugas utama seorang gembala nampak seperti seorang nabi—mewakili Allah dan berbicara atas nama Allah dengan menafsirkan dan menjelaskan Alkitab. Jika gembala lebih menyerupai nabi ketimbang imam, maka pendapat yang menentang penahbisan wanita sebagai gembala pun tidak berlaku, karena ada nabi-nabi perempuan di dalam Perjanjian Lama maupun Baru.

Lebih jauh lagi, jika para gembala gereja Advent merupakan penjelmaan imam di masa lalu, bukankah semua kualifikasi seorang imam harus dipenuhi— harus menikah dengan gadis Israel, memakai jubah khusus, dan mensyaratkan tidak adanya cacat fisik?

Mungkin pendapat mutakhir yang tidak memperkenankan penahbisan wanita tidak lebih dari sesuatu yang berlebihan. “Tidak ada laki-laki atau perempuan karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus” (Gal. 3:28).

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan