BUKAN AKU, TETAPI KRISTUS (Bagian 2)
“Marilah Kepada-Ku,Semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan beajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. (Matius 11:28, 29).
Apakah Yesus pilih kasih? Bertentangan dengan kesan kita yang pertama, kesan bahwa Ia memiliki lingkaran dalam—-Petrus, Yakobus, dan Yohanes tidak ada kaitannya dengan kesayangan Guru. Cara tegas di mana la menolak perrnintaan Yakobus dan Yohanes untuk kedua posisi teratas dalam kerajaan cukup membuktikan. Tetapi "dalamnya kedekatan mereka kepada Dia" The Desire of Ages, hlm. 548) tidak terlepas dari perhatian Tuhan. Karena Anda lihat. hati Kristus tertarik kepada hati yang tertarik
kepada—Nya. Ia menarik semua. Tetapi tidak semua tertarik. Dan di sanalah letak perbedaan antara John Boy dan Yudas.
Pada malam kematian Yesus, Yohanes dan Yudaslah yang berusaha paling dekat dengan Dia pada Perjamuan Makan Malam terakhir. Tetapi hanya salah satu dari mereka yang mengikuti Yesus ke taman. Hanya satu dari mereka yang tidak mau lari sementara Yesus ditangkap. Hanya John Boy yang mau masuk ke dalam pelataran dalam pengadilan yang tak sah itu, Hanya dia yang mengikut Yesus melalui malam panjang penuh siksaan sampai dini pagi hari. Hanya Yohanes, dari semua murid, mengikut Tuhannya ke puncak Kalvari. Dan dengan hanya Yohanes di sana di sebelah ibu-Nya, Yesus dalam penderitaan puncak rnenatap ke bawah dan menempelkan ibu-Nya kepada satu murid yang tidak akan meninggalkan Dia bahkan dalam kematian—John Boy.
Sesuatu terjadi dalam hati Anak Guruh ini, bebarapa perubahan misterius selama tiga setengah tahun rnurid muda tersebut mengikuti Tuhan. Karena dengan melihat, maka Anda dan saya menjadi diubahkan. Yohanes melakukannya: “Iari demi hari berlawanan dengan rohnya sendiri yang keras, [1] ia melihat kelemah lembutan dan kesabaran Yesus, dan [2] mendengar pelajaran-pelajaran—Nya tentang kerendahan hati dan kesabaran.[3] Ia membuka hatinya kepada pengaruh Ilahi, dan [4] tidak saja menjadi seorang pendengar tetapi pelaku perkataan Juruselamat. [5] Diri tersembunyi dalam Kristus. [6] Ia belajar mengenakan kuk Kristus dan [7] memikul beban—Nya" (The Desire of Ages, hlm. 295, 296]. Betapa bertahan lama pencarian rohaninya yang sudah tujuh kali lipat? Dekat akhir hidupnya ketika Yohanes menulis Injilnya, lima kali ia dengan rendah hati, tanpa diketahui menggambarkan dirinya sendiri sebagai murid yang terus dikasihi Yesus." Tidak ada lagi guruh. Yohanes teiah menghilangkan gambaran itu pada dirinya sendiri, Kisahnya hanya merniliki satu pahlawan. “Bukan aku, tetapi Kristus" menjadi lagu dalam hidupnya.
0 komentar :
Post a Comment