KISAH UMAT PILIHAN (BAGIAN 7)
 ‘Maka sampailah mereka di suatu tempat yang bernama Golgota, artinya: Tempat Tengkorak. Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia Tidak mau meminumnya"(Matius 27:33,34).
      Satu contoh acara minum sosial-konsumsi alkohol untuk kesempatan sosial-tidak dapat dijadikan secara Alkitabiah. Satu-satunya pendirian yang aman, yang disahkan oleh firman Allah adalah berpantang. Kematian tiba-tiba kedua anak imam, Nadab dan Abihu (ketika mabuk, mereka tak sengaja masuk ke dalam hadirat Kudus Allah) merupakan suatu permainan moral yang akan lama diingat oleh Israel. Dan bukan suatu kebetulan kalau segera setelah mengenang kematian tragis mereka, Musa mencatat peringatan Allah: "Janganlah engkau minum anggur atau minuman keras, engkau serta anak-anakmu, bila kamu masuk ke dalam Kemah Pertemuan, supaya jangan kamu mati. Itulah suatu ketetapan untuk selamanya bagi kamu turun-temurun. Haruslah kamu dapat membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, antara yang najis dengan yang tidak najis" (HIm. 10:9,10).
      "Tetapi saya tidak minum sebanyak itu-hanya seteguk, terkadang bersama makanan dan beberapa orang teman, Saya tahu batasan saya." Bagaimanakah kalau dunia menggunakan logika itu? Bagaimanakah bila para pilot minum dengan filosofi yang sama? Bagaimanakah jika ahli bedah Anda bergegas 'menuju kamar darurat dengan “hanya seteguk?" Dalam masalah hidup dan mati, tidak seorang pun menantang bahaya konsumsi alkohol.
Dan bagaimanakah dengan mereka yang tidak mengetahui kalau me
reka memiliki kecenderungan genetika kepada alkoholisme dan tidak dapat minum sekali saja pun? Apakah "semua orang melakukannya" itu merupakan alasan yang bijak? Tidak seorang pun memerlukan halaman ini penuh dengan statistik melemahkan dari konsumsi sosial alkohol yang sudah merajalela, label harga nasional dalam mortalitas, kejahatan, pemerkosaan, kerusakan harta benda, penyakit, dan ketidakhadiran. Akankah kita secara sosial meminum apa yang secara nasional merusak? Jika minum gaul disetujui Allah, maka mengapa Daniel dan ketiga sahabatnya berpantang dari anggur, menjadi model bagi masa genting tentang "keutuhan" selera kepada Allah? Mengapa Allah melalui Salomo melarang mencicipi anggur? Saran yang mengatakan bahwa Allah hanya bermaksud agar tidak melakukannya  berlebihan metupakan suatu logika yang sama dengan menyimpulkan peringatan-Nya kepada pelacuran, berarti kita tidak boleh terlalu banyak tidur bersama si pelacur! Satu isapan atau satu malam itu terlalu banyak. Bahkan bagi Yesus, yang menolak setetes anggur untuk mengurangi rasa sakit. Tampaknya, menjaga agar pikiran Anda terbuka kepada Allah 7 hari 24 jam adalah satu-satunya pilihan bijak yang aman bagi Allah dan bagi kita.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan