"Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja. tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan Tuhan” (Ulangan 8:3).
Ada waktunya Allah membiarkan Anda dan saya kelaparan untuk menyatakan kcpada kita tentang ganasnya kekuatan selera kita sendiri. Saya pernah terburu—buru ke pertemuan perkemahan di akhir pekan, menyewa sebuah mobil, dan mencoba mencari lokasinya. Sementara itu saya sangat kelaparan, tetapi di setiap lokasi sepertinya tak ada tempat untuk makan.Dan semakin lama saya melaju, maka semakin lapar jadinya dan saya menadi semakin mudah marah, sampai akhirnya saya dengan nyaring mangeluh kepada siapa saja yang mau mendengar (untungnya hanya ada Allah).Seketika itu juga pamikiran tentang Yesus yang menahan 40 hari slang dan malam tanpa makan melintas dalam benak saya. Apakah yang Yesus kata-kata kepada Setan waktu itu? “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapibmanusia hidup dari segala yang diucapkan Tuhan."Pertimbangan harus mandahului selera. Iman harus berada di atas makanan. Kehidupan kita harus didikte melalui pikiran kita, bukan perut kita:
"Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata—mata tertuju kepada perkara duniawi" (Flp. 3:18,19). Jelas panggilan Allah kapada kesucian—untuk menjadi “sepenuhnya‘milik Dia"—adalah suatu klaim atas selera kita juga. “Perkataan Allah menempatkan dosa kerakusan dalam katalog yang sama dengan kemabukan" (Counsels on Health, hlm. 71). Kalau begitu pangharapan apakah yang ada bagi kita yang seleranya begitu mudah merebut kursi kendali? The Desire of Ages menggambarkan godaan Yesus di padang belantara yang amat meletihkan: “Dengan melangkah di jalan yang harus kita tempuh, Tuhan kita telah menyiapkan jalan bagi kita untuk menang. Bukanlah menjadi kehendak-Nya kalau kita ditempatkan dalam keadaan dirugikan di tengah konflik melawan Satan. Ia tidak ingin kita diintimidasi dan dikecewakan oleh serangan si ular, ‘Kuatkanlah hatimu kata-Nya, ‘Aku telah mengalahkan dunia’ Yoh. 16:33 .... Lihat Dia dalam penderitaan—Nya di atas salib, Ia berkata, ‘Aku haus.’ Ia menahan segala sesuatu yang mungkin akankita derita. Kemenangan—Nya adalah kemenangan kita" (hlm. 122. 123). Kalau demikian tidakkah kita akan keluar dalam kuasa—Nya dan menghidupkan kemenangan~Nya hari ini?
0 komentar :
Post a Comment