“Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbagi dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik" (Kejadian 1:12).
Sesungguhnya, makanan adalah obat yang paling penting. Saya tidak dapat melihat beri biru, anggur, tomat, pisang, kentang, atau sebulir beras atau gandum, dll, tanpa menggelengkan kepala karena takjub dan kagum. Petama, karena memikirkan kemasannya.Banyak yang memiliki lapisan lilin atau kulit khusus atau penutup yang memperlambat penguapan kelembapannya. Beberapa hasil alam itu berubah warna ketika matang untuk memberitahukan kita bahwa bahan pangan alami itu siap untuk dimakan.
Matang berarti asam yang dimiliki telah berubah manjadi gula yang manis,dan buah keras telah menjadi lembut dan lezat. Kemudian mempertimbangkan unsur kimianya.Sampai sekarang,ahli gizi makanan dan ahli kimia telah mengidentinkasi lebih 900 kimia kompleks yang dikemas dalam buah—buahan, sayuran, kacanga-kacangan,dan biji-bijian.Bahan kimia tanaman tersebut(fitokimia) memiliki banyak mama yang rumit seperti betakaroten, likopen, dan isoflavon. Tidak diragukan masih banyak yang lain masih tetap belum ditemukan.Makin banyak kita belajar tentang zat-zat tersebut, semakin kita sadari bahwa makanan alami itu melindungi kita dari penyakit utama seperti diabetes, hipertensi,tinggi kolestrol,pengerasan pembuluh darah,penyakit jantung,penglihatan yang buruk,kanker,dan banyak lagi.
Jadi sekarang saya melihat beri berkilau yang manis,kacang yang gurih,apel yang segar ,atau sereal gandum yang renyah sebagai paket kesehatan dari kasih Pencipta saya. Semua itu membuat saya tahu apa yang harus saya makan agar tetap sehat.Semua yang saya butuhkan untuk hidup dan sehat tersedia melimpah dalam diet alami yang sederhana dengan makanan nabati.Terlebih lagi,Pencipta tidak memasukannya ke dalam bentuk pil pahit. Makanan terbaik bagi saya dikemas secara menarik,terasa enak di mulut,nikmat dan aroma yang menyenangkan, dan terbaik dari semua, melindungi saya dari banyak penyakit. Tidak heran Tuhan menyebutnya “baik"
Tuhan, terlalu sering saya hanya mengatakan “Terimakasih untuk makanan ini” tanpa benar-benar berpikir tentang semua perhatian yang saksama pada yang Engkau telah tempatkan ke dalamnya.Maafkanlah saya karna begitu ceroboh.