"Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil" (Yohanes 7:24).
Itulah pagi yang sangat menyedihkan di rumah kami. Setelah saya mengantar anak-anak saya ke sekolah gereja, saya tidak bisa menikmati pagi hari itu. Pertama, itu adalah pagi musim yang sangat dingin di Tennessee selatan, dengan cuaca dingin bersuhu di bawah nol. Udara dingin pasti menyebabkan hamster, hewan peliharaan putri saya, mati kapan saja pada malam itu.
Tampaknya aneh bagi kami pergi keluar dalam cahaya abu-abu fajar dengan sekop, menghancurkan salju yang beku, menggali kuburan dangkal, dan sambil menangis mengubur tubuh dingin hewan peliharaan keluarga yang tampak tak bernyawa sebelum berangkat ke sekolah. Apakah ini salahku sehingga hamster itu mati? Saya bertanya-tanya. Lisa putri saya yang berusia 9 tahun tidak terbiasa untuk bertanggung jawab untuk merawat hamsternya dengan sangat baik.
Tetapi untuk beberapa alasan perawatan, maka baunya yang tidak menyenangkan telah mengakibatkan hamster yang malang diasingkan ke garasi. Saya telah menyediakan satu set kandangnya termasuk roda latihan hamster yang cantik, tabung minum berwarna, lalu meletakkan kandang berbau sampah itu ke garasi sampai Lisa acapkali dapat membersihkan kandang. Begitulah hamster terjebak di garasi pada malam yang sangat dingin dan dibayar dengan harga mahal.
Betapa tragis! Sekitar tengah hari itu, sementara bekerja, muncul di pikiran saya: Dapatkah hamster berhibernasi (keadaan tidur pada musim dingin pada binatang)? Hanya ada satu cara untuk mencari tahu. Kembali rumah, saya meraih sekop, pergi ke gundukan tanah yang segar dan menggalinya untuk mendapatkan tubuh lemas yang dingin.
Membersihkan kotoran dari bulu kusutnya, saya menempatkan tubuh hamster dalam kotak sepatu dan menempatkannya di dekat tungku perapian kami sementara saya membuat pukis. Segera tubuh kecil mulai bergerak dan gemetar, dan tak lama kemudian hamster itu mulai bergerak merangkak dengan mata mulai terang dan hidung mengendus, menjelajahi setiap sudut dan celah. Selanjutnya, ketika anak-anak pulang dari sekolah pada hari itu, ada sukacita besar.
Dan kandang tetap dibersihkan setelah itu. Meskipun saya seorang pahlawan untuk anak-anak saya, saya tahu dalam hati saya bahwa, sebagai seorang ahli biologi profesional, saya seharusnya harus mengingat “hibernasi” dan tidak langsung mengubur hewan malang di tanah yang beku.
Tuhan, betapa sering saya langsung menghakimi. Betapa sering saya melihat cara orang lain lalu penyakit emosional saya menghadang di sepanjang jalan kehidupan. Betapa sering saya bahkan “mengubur seseorang yang tampaknya mati dan tidak berguna” menurut pikiran picik saya. Ajarlah saya untuk selalu memperlakukan orang lain dalam kehangatan dan perawatan yang lembut.