Kita Semua Sederajat
Bacalah Amsal 20:12. Apakah yang ayat ini ajarkan kepada kita tentang nilai semua manusia?
Tidak seperti teori evolusi, yang menganggap kita semua hanya sekadar produk-produk kebetulan dari kosmos yang ceroboh, Alkitab mengajarkan bahwa semua manusia diciptakan oleh Allah (lihat juga Kisah. 17:26). Itu bukanlah kebetulan, Thomas Jefferson menegaskan kesetaraan semua manusia justru karena mereka “diciptakan" oleh Allah.
Adalah di dalam Tuhan, dan di dalam Dia saja, kita memiliki kesetaraan kita. Sekarang, meskipun kita semua memiliki Pencipta yang sama, ini tidak berarti kita semua sama. Bahkan yang kembar identik tidak berakhir dengan perilaku yang persis sama. Di Korintus, Paulus berbicara tentang perbedaan-perbedaan kita, dan menekankan bahwa mereka seharusnya tidak mengarah kepada rasa superioritas tetapi, sebaliknya, harus menolong kita melihat kebutuhan kita satu sama lain. “Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: ‘aku tidak membutuhkan engkau.’ Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: ‘Aku tidak membutuhkan engkau’” (1 Kor. 12:21).
Bacalah Amsal 20:9. Apakah lagi yang membuat kita sederajat?
Dosa adalah alat penyama lainnya yang bersifat universal. Untuk pertanyaan retoris amsal, jawaban “tak seorang pun” menunjuk kepada kondisi manusia yang tragis dan tak berpengharapan. Manusia semuanya lemah dan fana, dan semua uang dan kekuasaan di dunia tidak akan mengubahnya. Namun dalam konteks Alkitab referensi kepada keberdosaan manusia seharusnya tidak menyebabkan putus asa, karena kematian Yesus di kayu salib dan kebangkitan-Nya telah membuka jalan bagi siapa pun, tidak peduli betapa berdosanya, agar memiliki janji kehidupan kekal. Dan kehidupan ini datang hanya melalui iman di dalam Dia bukan oleh usaha kita.
“Jika manusia tidak dapat, oleh apa saja perbuatan baiknya, memperoleh keselamatan, maka itu harus sepenuhnya anugerah, diterima oleh manusia sebagai orang berdosa karena ia menerima dan percaya pada Yesus. Hal ini sepenuhnya cuma-cuma. Pembenaran oleh iman ditempatkan melampaui pertentangan. Dan semua pertentangan ini diakhiri, segera setelah masalah ini diselesaikan bahwa kebaikan-kebaikan manusia yang telah jatuh di dalam perbuatan baiknya tidak pernah bisa memperoleh hidup kekal bagi dirinya.” - Ellen G. White, Faith and Works, hlm. 20.
Pernahkah Anda merasa diri Anda merasa lebih unggul (atau lebih rendah) dari pada orang lain? (Lagi pula Anda tidak seharusnya membandingkan diri Anda sendiri kepada orang lain.) Jika demikian, apakah yang salib seharusnya katakan kepada Anda tentang kesetaraan kita semua?Bacalah Amsal 20:9. Apakah lagi yang membuat kita sederajat?
Dosa adalah alat penyama lainnya yang bersifat universal. Untuk pertanyaan retoris amsal, jawaban “tak seorang pun” menunjuk kepada kondisi manusia yang tragis dan tak berpengharapan. Manusia semuanya lemah dan fana, dan semua uang dan kekuasaan di dunia tidak akan mengubahnya. Namun dalam konteks Alkitab referensi kepada keberdosaan manusia seharusnya tidak menyebabkan putus asa, karena kematian Yesus di kayu salib dan kebangkitan-Nya telah membuka jalan bagi siapa pun, tidak peduli betapa berdosanya, agar memiliki janji kehidupan kekal. Dan kehidupan ini datang hanya melalui iman di dalam Dia bukan oleh usaha kita.
“Jika manusia tidak dapat, oleh apa saja perbuatan baiknya, memperoleh keselamatan, maka itu harus sepenuhnya anugerah, diterima oleh manusia sebagai orang berdosa karena ia menerima dan percaya pada Yesus. Hal ini sepenuhnya cuma-cuma. Pembenaran oleh iman ditempatkan melampaui pertentangan. Dan semua pertentangan ini diakhiri, segera setelah masalah ini diselesaikan bahwa kebaikan-kebaikan manusia yang telah jatuh di dalam perbuatan baiknya tidak pernah bisa memperoleh hidup kekal bagi dirinya.” - Ellen G. White, Faith and Works, hlm. 20.
0 komentar :
Post a Comment