Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat” (Matius 13:3-8).
Perumpamaan selalu memiliki konteks. Penolakan terhadap Yesus oleh banyak orang dalam Matius 11 dan 12 bukan saja mengakibatkan pergeseran radikal dalam metodologi pengajaran-Nya di pasal 13, namun juga menentukan isi perumpamaan-perumpamaan itu. Bagaimanapun, Matius menghadapi dilema ketika menulis Injil beberapa dasawarsa setelah kematian Kristus. Apakah sebabnya orang banyak dengan angkuhnya menolak Mesias? Rupanya penolakan itu bertentangan dengan perkiraan akhir zaman (eskatologi) Yahudi. Mengapa ada yang menyambut Yesus, sedangkan sebagian besar tidak?
Jawaban Yesus mulai dengan perumpamaan tentang 4 jenis tanah. Pada intinya, Dia mengajarkan bahwa akar masalah bukan pada Allah. Bagaimanapun, Dia telah membuat ketetapan untuk pemberitaan Injil kepada semua jenis orang (tanah), tapi semua tidak memilkiki tanggapan sama.
Ada dua hal yang tidak berubah dan bergulir di sepanjang perumpamaan itu. Pertama, penaburan itu rupanya sama untuk segala jenis tanah. Semua diperlakukan sama, Firman yang sama. Kedua, keempat jenis itu semuanya mendengar pekabaran. Mereka berbeda, bukanlah dalam mendengar tetapi dalam merespons. Satu hal yang keempat-empatnya berbagi adalah bahwa mereka semua adalah para murid yang potensial dalam pengertian menjadi pengikut pekabaran Kristus. Apakah potensialitas itu kemudian meningkat ke aktualitas bukanlah karena mendengar Firman tetapi meresponsnya.
Dalam perumpamaan ini Yesus mengemukakan empat jenis tanah, tiga di antaranya gagal berkembang sampai dewasa, dan satu di mana Firman berhasil. Kita mendapatkan dua kesan setelah membaca perumpamaan ini. Pertama, mereka yang menerima Firman dan tetap setia sudah pasti tergolong minoritas. Pengertian tersebut sama dengan pengalaman para pendengar pertama Yesus dan dengan realita pekabaran Injil di zaman sekarang. Kedua, pembuahan bergantung pada tanggapan manusia.
Keseluruhan pekabaran perumpamaan sang penabur kepada para murid mula-mula itu dan kepada kita bukanlah supaya kita menyerah hanya karena hasil-hasil pekabaran Injil begitu sedikit. Tanggung-jawab kita adalah menyebarkan Firman. Dan jika kita berbuat demikian secara konsisten, maka akan ada hasil.
Pelajarannya: Tetaplah menabur walau keberhasilan kurang menjanjikan.
0 komentar :
Post a Comment