MEMPERHATIKAN FIRMAN
“Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya” (Lukas 16:19-21).
Di sini Yesus menunjukkan sebagai pembawa cerita Dia sungguh realistis. Hal yang harus diperhatikan adalah kontras yang begitu nyata, antara orang kaya yang berlebihan dalam kemewahan dan si miskin begitu papa dan mengenaskan yang bisa kita bayangkan. Perhatikan sentuhan-sentuhan “menarik,” anjing-anjing menjilat boroknya dan dia sendiri ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Lazarus satu-satunya orang kita temukan yang Yesus pernah sebut nama dalam semua perumpamaan-Nya. Menarik sekali bahwa nama ini berarti “dia yang ditolong Allah.”
Pada waktunya “matilah orang miskin itu, lalu dibawa malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham,” sedangkan orang kaya itu mati dan disiksa di “Hades” dan dari sana dia melihat Lazarus. “Lalu ia berseru, katanya: ‘Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.’” Tetapi Abaraham memberitahu dia sekadar mengingatkan masa lalunya, di mana dia memiliki semua yang menyenangkan dan Lazarus hanya memiiliki semua yang mengenaskan. Kemudian dia memohon, agar kiranya mengutus dia untuk mengingatkan kelima saudara laki-laki-nya, “agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini” (lihat Luk. 16:22-28).
Dan kemudian muncul bagian intinya: “Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati” (ayat 29-31).
Beberapa orang menganggap detail perumpamaan ini cocok dengan kenyataan. Tapi pikirkan sejenak. Apakah surga dan neraka begitu dekat sehingga kita dapat berbicara antara kedua kubu ini? Di luar itu, cerita ini berdasarkan pandangan Yunani tentang kehidupan sesudah kematian dan tentang Hades, dan bukan gagasan Yahudi tentang tidur di dalam kubur (Dan. 12:2).
Yesus menyatukan beberaoa cerita dan mitologi rakyat yang menarik dari zaman itu untuk menyatakan tiga hal: (1) menjadi kaya bukanlah suatu pertanda berkat Allah atau hadiah kekekalan, (2) kita perlu mengingat mereka yang kurang beruntung daripada kita sendiri, dan (3) bahkan sebuah mukjizat sebagai suatu tanda tidak akan mengubah seseorang yang tidak bersedia belajar Firman Allah sebagaimana disuguhkan di dalam Alkitab.
Bantulah saya, Bapa, untuk membiarkan Firman-Mu terbentuk di dalam kehidupan saya sekarang. Bantulah saya lebih mengapresiasinya sementara Firman-Mu masih dapat memperbaiki diri saya.