KEPUTUSAN-KEPUTUSAN YANG MENAKUTKAN 

“Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku” (Matius 10:34-37).


Itulah pernyataan penting dari Dia yang disebut “Raja Damai” (Yes. 9:6). Di sini kita mendapati Yesus dalam keadaan paling realistis. Para pengikut-Nya mungkin tidak perlu takut, tetapi banyak untuk ditakuti, termasuk keluarga kita sendiri apabila beberapa memutuskan untuk berjalan bersama-Nya sesuai dengan prinsip-prinsip-Nya, sementara yang lain memilih untuk menentang-Nya dan prinsip-prinsip-Nya, masing-masing dengan pendapat yang kuat mengenai topik itu.

Pernyataan Yesus bahwa “Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya,” kemungkinan besar memengaruhi para pendengar-Nya dalam dua tahap bersamaan. Pada tahap pertama, Yesus menggunakan bahasa familiar bagi para pendengar Yahudi. Nabi Mikha menulis: “Sebab anak laki-laki menghina ayahnya, anak perempuan bangkit melawan ibunya, menantu perempuan melawan ibu mertuanya; musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya” (Mi. 7:6).

Para rabi menggunakan ayat itu dan menerapkannya pada zaman Mesias (m.Sotah 9:15). Lagi-lagi mereka mengajarkan bahwa salah satu peristiwa yang akan terjadi pada kedatangan Mesias adalah perpecahan dalam keluarga-keluarga. Dengan demikian kita membaca: “Apabila Mesias datang” “anak perempuan akan menentang ibu mereka, dan para menantu perempuan menentang ibu mertua mereka” (Sanhedrin 97.a).

Dengan mempertimbangkan latar belakang itu, Yesus kemungkinan menyampaikan tuntutan Mesias dengan maksud dan cara yang tidak akan dilihat pembaca sepintas lalu di zaman modern ini. Tetapi, bagi seorang Yahudi abad pertama mungkin mudah mengaitkannya.

Lebih banyak dalam pengajaran Yesus adalah agar Dia secara mutlak menjadi yang pertama di dalam kehidupan setiap pengikut yang benar. Dia menjadi lebih penting daripada hubungan-hubungan manusia bahkan yang paling dekat, lebih penting daripada apa pun.

Yesus tidak membentangkan masalah teoretis yang abstrak. Sepanjang zaman orang-orang telah membuat keputusan-keputusan yang menyakitkan untuk mengikuti Dia walau dihadapkan dengan protes pasangan, atau anak-anak, atau komunitas yang lebih besar. Pilihan-pilihan seperti itu adalah yang paling menyakitkan yang harus kita buat. Namun keputusan-keputusan itu sama pentingnya bagi kehidupan kekal walau menyakitkan.


Tuhan, berikan saya kasih karunia agar dapat menyusun priositas saya dengan benar. Amin.
 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan