DOA AGUNG KRISTUS (bagian 1)

“Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada” (Yohanes 17:1-5).

Yesus tekun berdoa, kita semua tahu itu. Tetapi salah satu keanehan Kitab Suci adalah terdapat sedikit sekali doa pribadi-Nya. Di dalam Yohanes 17 ada doa-Nya yang paling panjang dicatat di dalam Alkitab. Yohanes 17 sesungguhnya adalah “Doa Bapa Kami” yang sebenarnya. Doa tersebut terbagi tiga bagian: (1) doa untuk diri-Nya sendiri di dalam ayat 1-5, (2) doa untuk para murid-Nya dalam ayat 6-19, dan (3) doa untuk semua umat percaya dalam ayat 20-26.

Di dalam doa itu, Yesus menatap tajam peristiwa-peristiwa kayu salib yang akan datang dan ke masa depan bilamana Dia akan kembali duduk di sebelah kanan di takhta surgawi.

Waktu dan saatnya telah tiba. “Saat” terhadap mana Yesus meletakkan seluruh jalan kehidupan-Nya dan pelayanan-Nya akhirnya sudah tiba. Tindakan tertinggi saat kemuliaan itu adalah kematian-Nya di kayu salib untuk menebus umat manusia dari kutukan dosa, dan untuk memperlihatkan kepada segenap alam semesta bahwa Allah kasih bersedia mengorbankan semua demi pemulihan kekal semua ciptaan di planet yang sudah berlaku salah. Jalan kemuliaan bagi Yesus adalah melalui kematian-Nya di kayu salib. Tetapi melampaui kayu salib adalah kemuliaan kebangkitan-Nya, kenaikan ke surga, dan penempatan di takhta Allah sebagaimana digambarkan dalam Wahyu 4.

Termasuk dalam kemuliaan-Nya adalah manusia sebagai buah pekerjaan-Nya-mereka yang memiliki kehidupan kekal melalui selesainya pekerjaan Bapa-Nya di bumi. Dan dengan kehidupan kekal, kita tiba pada konsep yang disorot dalam Injil keempat, yang memberitahu kita lagi dan lagi bahwa kehidupan kekal sudah mulai bagi mereka yang telah menerima Yesus (Yoh. 3:36; 5:24). Tetapi di dalam doa-Nya, Yesus memenuhi gambaran tentang kehidupan kekal sedikit lebih jauh ketika Dia menyatakan dalam doa tersebut bahwa kehidupan kekal adalah mengenal Dia dan Bapa.

Di dalam doa yang agung ini kita merasakan kemenangan pengorbanan melalui jiwa Yesus dan ke dalam Firman-Nya. Dia tahu bahwa tugas hampir selesai dan Dia dapat segera pulang.

Prestasi-Nya bukan sekadar untuk diri-Nya sendiri dan Allah, tetapi bagi Anda dan saya. Waktu kita mempelajari doa Yohanes 17, kita perlu bersemangat ikut serta.

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan