SELAMAT TINGGAL BAGI YESUS PASCAMODERN
“Kata Tomas kepada-Nya: ‘Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkaupergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?’ Kata Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku’” (Yohanes 14:5, 6).
Tomas mungkin saja memiliki kekurangan-kekurangan, tetapi setidaknya dia jujur. Lagi-lagi Yesus memberitahu para pengikut-Nya apa yang akan segera terjadi. Yesus baru saja menerangkan bahwa Dia akan pergi kepada Bapa untuk menyiapkan sebuah tempat bagi mereka. Dan sebelumnya Dia telah menjelaskan bahwa Dia datang dari surga dan akan kembali. Tetapi entah mengapa, mereka masih saja belum mengerti.
Jika mereka bingung tentang tempat tujuan-Nya, mereka lebih bingung tentang jalan ke tempat itu. Mereka masih tidak mengharapkan jalan salib, walau Yesus secara terbuka sudah memberitahu mereka beberapa kali tentang penyaliban-Nya. Di sini Yesus berada pada akhir kehidupan-Nya, dan masih saja para murid itu bingung. Mereka begitu dibutakan oleh pandangan mereka sendiri terhadap kebenaran dan masih saja tidak mengerti walaupun Dia sudah menjelaskannya dengan kata-kata sederhana. Untung saja salah seorang dari antara mereka bersedia membuka mulutnya mengemukakan keragu-raguannya. Dia terlalu jujur untuk pergi dalam ketidaktahuannya.
Saya katakan “untung,” karena sebagai jawaban terhadap pertanyaan Tomas, Yesus memberikan kepada dunia salah satu pernyataan terbesar yang sangat mendalam: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Kemudian Petrus yang lebih bijak mengatakan hal yang sama dalam Kisah 4:12, di mana dia menegaskan bahwa “keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.”
Sebetulnya, Yesus berkata kepada Tomas, “Karena aku kebenaran, kehidupan, dan jalan itu, ikutlah Aku dan kamu akan baik-baik saja. Aku adalah jalan satu-satunya menuju kepada kehidupan kekal.” Pernyataan ini cukup sederhana dan jelas, tetapi sangat menarik, pernyataan ini dianggap keras, eksklusif, dan “tidak membangun” oleh banyak pihak bahkan di gereja zaman sekarang. Bagi mereka Yesus hanya seorang laki-laki seperti laki-laki lain, seperti Muhammad atau Budha. Teorinya ialah bahwa semua agama menuju ke tempat yang sama. Begitulah buah-buah Pencerahan abad kedelapan belas yang sepenuhnya tiba dalam pascamodern.
Tetapi belajar sepintas menunjukkan keunikan Yesus dan kenyataan bahwa semua agama tidak menuju ke tempat yang sama atau bahkan ke arah yang sama. Pascamodemisasi telah mengacaukan “sikap besar hati” dengan masalah kebenaran.
Ketika Yesus mengatakan bahwa Dia adalah jalan satu-satunya, Dia maksudkan demikian. Dan jika kita memegang tangan-Nya dan menjalani kehidupan bersama-Nya, maka kita akan tiba di tujuan surgawi-Nya.