YUDAS TIDAK BERDIRI SENDIRI
“Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya. Maka kata Yesus kepadanya: ‘Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang’” (Matius 26:51,52).
Rupanya Yudas bukan satu-satunya murid yang berusaha membuat Yesus memperlihatkan kuasa-Nya.
Injil Yohanes memberi banyak informasi yang tidak tertulis di kedua ayat pendek Matius. Setelah ciuman Yudas, Yesus menunjukkan diri-Nya sebagai orang yang mereka cari untuk ditahan. Pada saat itu orang-orang banyak “mundur dan jatuh ke tanah” (Yoh. 18:6), rupanya suatu tanda kuasa supraalami yang diberikan untuk menyadarkan mereka apa yang mereka sedang lakukan.
Tetapi rupanya tidak ada orang yang sadar, kecuali para murid yang bangun dari tidur mereka, dan mereka salah menafsirkannya. Mereka “berpikir bahwa Guru mereka tidak akan membiarkan diri-Nya ditangkap. Karena kuasa yang sama yang telah menyebabkan orang banyak itu jatuh sebagai orang mati dapat menahan mereka dalam keadaan tidak berdaya, sampai Yesus dan sahabat-sahabat-Nya meloloskan diri. Mereka kecewa dan marah ketika mereka melihat tali dibawa ke depan untuk mengikat tangan Orang yang mereka kasihi” (Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 337).
Pada saat itu Petrus bergerak dan memutuskan untuk membantu. Sambil menghunus pedangnya, dia tidak mengenai sasaran kepala hamba imam besar tetapi berhasil memotong satu telinganya.
Tetapi semua itu percuma. Lukas memberitahu kita bahwa Yesus menjamah telinga Malkus dan menyembuhkannya (Luk. 22:51). Rupanya kejadian itu menjadi berkat kekal baginya. Dia telah mengalami kuasa Yesus dan rupanya sudah menerima-Nya sebagai Juruselamatnya sewaktu Yohanes menulis kisah injil itu. Itulah sebabnya dia mengetahui nama hamba itu. Tetapi yang Petrus peroleh adalah teguran halus dari Yesus: "Sarungkan pedangmu itu; bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?” (Yoh.18:11).
Demikianlah sekilas kuasa yang akan memprakarsai kerajaan Mesias, atau setidaknya suatu kesempatan meloloskan diri dari para pejabat yang menahan. Yudas dan Petrus keduanya gagal dalam upaya-upaya mereka yang berbeda. Yesus mengetahui kehendak Allah dan telah menerimanya. Pengabdian seperti itu barulah nantinya di masa depan dimengerti Petrus dan para rekannya.
Bantulah saya, Bapa, bukan saja untuk menerima kehendak-Mu tetapi supaya saya berserah kepada-Nya. Di dalam tubuh saya bisa saja ada pribadi Petrus, dan sekarang ini saya ingin menggantinya dengan pribadi Yesus.