BAGIAN RAWAN KERASULAN

“Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Tetapi waspadalah terhadap semua orang” (Matius 10:16,17).

Beberapa orang merasa bahwa ajaran Yesus terbalik. Mereka telah bertemu beberapa anggota gereja yang tak berbahaya seperti ular dan bijak seperti merpati. Kemungkinan ada beberapa seperti itu di dalam jemaat Anda. Dan dengan sedikit introspeksi yang dibimbing Roh, kita bisa saja menemukan sifat-sifat tersebut di dalam diri kita sendiri.

Tetapi Yesus tidak mengajar terbalik. Dia tahu apa yang Dia sampaikan. Matius 10 adalah yang kedua dari khotbah-khotbah-Nya yang dicatat di dalam Injil pertama. Khotbah pertama adalah Khotbah di Atas Bukit, di mana Dia membentangkan prinsip-prinsip kerajaan-Nya. Saat itu Yesus menginstruksikan para murid-Nya untuk memberitakan prinsip-prinsip tersebut ketika Dia mengutus mereka ke luar pada tour pekabaran Injil mandiri mereka yang pertama.

Sejauh ini instruksi yang mereka peroleh sangat menyemangati. Bukan saja mereka harus mengkhotbahkan pekabaran, tetapi, seperti Yesus, mereka juga diharuskan “Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan” (Mat. 10:8). Kedengarannya seperti tugas besar. Mereka diharuskan melakukan perkara-perkara mengejutkan. Jika semua berjalan baik, mereka akan memiliki kuasa dan wewenang. Mereka tentu mengira bahwa orang-orang akan mencari mereka. Segala sesuatu akan menyenangkan.

Tetapi! Dan “tetapi” adalah salah satu kata paling penting dalam perbendaharaan kata kita. “Tetapi” itu bukan cerita lengkapnya. Alasan bahwa mereka perlu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati, segera muncul dalam khotbah Yesus dalam kata-kata “tetapi waspadalah terhadap semua orang.”

Para murid akan mendapat nama, itu sudah pasti, tetapi tidak semuanya positif. Bagaimana, itu belum terlalu jauh dalam pengalaman Yesus. Dia menyampaikan suatu khotbah yang menentang budaya yang para perorangan sudah kelola di dalam dunia Yahudi—para imam kepala, orang-orang Farisi, para ahli Taurat, dan Sanhedrin-yang akan tampak sebagai tantangan terang-terangan terhadap kedudukan mereka.

Dia bukan memenangkan teman dengan berseru di depan umum, “Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek-moyangmu, tetapi Aku berkata kepadamu.” Pekabaran-Nya berkonfrontasi dengan kekuasaan yang ada. Dan mereka akan bereaksi, dan akhirnya meletakkan Yesus pada kayu salib.

Dan sekarang Yesus memberitahu para pengikut-Nya untuk melakukan dan mengatakan hal-hal yang sama. Mereka juga akan ditentang. Akibatnya, mereka membutuhkan kecerdikan ular dan ketulusan merpati sementara mereka keluar masuk sebuah dunia yang kompleks dan rumit.
 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan