SABAT UNTUK MENYALURKAN KASIH KARUNIA 

"Lalu kata Yesus kepada mereka: ‘Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat” (Markus 2:27).

Dua kebenaran besar mengalir dari pertentangan Yesus dengan umat Yahudi tentang bagaimana hari Sabat harus dipelihara. Yang pertama muncul dalam ayat hari ini: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat.”

Maksudnya adalah bahwa Allah menetapkan Sabat untuk semua orang dan bukan hanya untuk umat Yahudi saja. Yesus tidak mengatakan, “Hari Sabat diadakan untuk orang Yahudi.” Dan bahkan memerhatikan sekilas Perjanjian Lama akan memerlihatkan ketepatan kesimpulan Yesus. Bagaimanapun, perayaan hari Sabat untuk pertama kali dilakukan Allah sendiri pada akhir minggu Penciptaan ribuan tahun sebelum adanya orang Yahudi. Dari awal sampai akhir, Alkitab mendukung kenyataan bahwa Allah memaksudkan Sabat untuk semua orang-untuk manusia atau umat manusia.

Tetapi konteks pernyataan Yesus tentang Sabat “diadakan untuk manusia” membantu kita mengerti mengapa Allah dari semula memisahkannya dan berdiri sendiri. Umat Yahudi sudah mengacaukan Sabat. Berfokus kepada apa yang orang tidak dapat lakukan pada hari Sabat, mereka telah mengembangkan 39 kategori mengenai pekerjaan yang dilarang dan lebih 1.500 peraturan mengenai bagaimana Sabat harus dipelihara, dengan penekanan berlebihan pada yang negatif. Mereka bertindak seakan Allah pertama-tama menciptakan Sabat dan kemudian membuat orang untuk memeliharanya.

Yesus, Pencipta hari Sabat, membalikkan pemikiran seperti itu. Dan beralasan sekali. Orang Yahudi bertindak seakan-akan hari Sabat itu utama dan nomor satu-bahwa Allah pemilik Sabat dan memerlukan orang untuk memeliharanya, dan dengan demikian menciptakan umat manusia untuk mengisi kekosongan itu. Bukan begitu Yesus kemukakan. Susunan penciptaan itu sendiri memperlihatkan bahwa “Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk Sabat.” Bagaimanapun, Tuhan menciptakan umat manusia pada hari keenam, sedangkan Dia tidak mengadakan Sabat sampai hari ketujuh. Dari permulaan, Allah mengetahui bahwa manusia akan membutuhkan Sabat. Jadi, Dia menciptakannya untuk memenuhi kebutuhan spiritual, fisik, sosial, dan mental ketika manusia itu beribadah, bersekutu, beristirahat dari pekerjaan. Dan juga untuk mempelajari Firman-Nya. Allah menciptakan Sabat sebagai suatu saluran kasih karunia bagi umat-Nya -bagi mereka semua untuk selama-lamanya.

Dengan mengingat hal tersebut, maka Sabat lebih daripada perhatian sepintas lalu sehingga perintah Sabat hanya satu-satunya dalam Sepuluh Perintah yang berawal dengan “ingatlah.” Allah mengetahui bahwa manusia cendrung lupa dan melalaikan saluran kasih karunia yang Dia tetapkan untuk memenuhi semua kebutuhan mereka pada tahap awal perjalanan di bumi ini.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan