AKHIR SENYAP PEKERJAAN YESUS DI SURGA

“Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barang siapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!... Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir” (Wahyu 22:11-13).

Bertentangan dengan pendapat populer, sang waktu tidak akan berjalan terus dan terus tanpa akhir ke masa depan. Akan ada saat ketika Allah akhirnya menentukan untuk menghentikan kesengsaraan, maut, dan penyakit yang kita sebut sejarah dunia. Akhir itu, Alkitab gambarkan, sebagai kejadian umum. Tetapi mendahului Kedatangan Kedua Kali itu akan terjadi secara tidak kelihatan telah diselesaikan pengadilan Pra-Kedatangan Kedua Kali dan setiap orang sudah membuat keputusan menerima atau menolak Yesus.

Yesus sendiri menggambarkan urutan itu di dalam Wahyu 22:11,12. Pintu kasihan di bumi ditutup, untuk selama-lamanya memeteraikan nasib semua orang. Kemudian Dia datang kembali untuk memberi pahala bagi setiap orang menurut keputusan yang mereka ambil dalam kehidupan mereka.

Buku Alfa dan Omega menggambarkan penutupan pintu kasihan sebagai berikut: “Pada waktu pekerjaan pengadilan pemeriksaan berakhir, maka nasib semua orang pun akan ditentukan kepada kehidupan atau kematian. Masa percobaan atau pintu kasihan ditutup sejenak sebelum Tuhan nampak di awan-awan di langit. Kristus dalam Wahyu dengan melihat ke depan kepada waktu itu, mengatakan, ‘Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat, barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya! Sesungguhnya Aku datang segera'" (jld. 8, hlm. 426).

Yang menarik tentang penutupan pintu kasihan bagi manusia adalah tidak ada tanda-tanda yang kelihatan bahwa hal itu sudah terjadi. Tetapi penutupan pintu kasihan itu terjadi ketika pria dan wanita melakukan pekerjaan sehari-hari mereka. “Manusia akan menanam dan membangun, makan dan minum, semuanya tidak sadar bahwa keputusan terakhir yang tidak bisa diubah telah dibuat di tempat kudus di atas. Sebelum air bah, sesudah Nuh masuk ke dalam bahtera, Allah menutupnya di dalam, sementara orang-orang fasik di luar. Tetapi untuk selama tujuh hari lamanya orang-orang meneruskan ketidakpedulian mereka, kehidupan mereka yang cinta kepelesiran, dan ejekannya terhadap amaran pengadilan yang mengancam, mereka tidak mengetahui bahwa kebinasaannya telah ditetapkan. ‘Demikian pulalah halnya kelak,’ kata Juruselamat, ‘pada kedatangan Anak Manusia’ (Mat. 24:39). Secara diam-diam, tidak diketahui seperti pencuri di tengah malam, akan datang saat yang menentukan yang menandakan penentuan nasib semua orang, penarikan terakhir tawaran rahmat kepada orang berdosa” (jld. 8, hlm. 426).

Sekaranglah waktunya berbuat benar bersama Allah. Hari ini kita harus membiarkan kasih karunia-Nya mengisi hati kita dan mengubah kehidupan kita.
 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan