HASIL PENGADILAN # 1:
KRISTUS DIBENARKAN

“Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah” (Daniel 7:13,14).

Ayat-ayat hari ini sarat arti. Dalam hubungannya dengan Daniel 7, ayat-ayat ini tidak berbicara tentang Kedatangan Kedua Kali, tetapi sebaliknya tentang kedatangan Kristus ke tempat diadakan pengadilan. Persiapan pengadilan itu diceritakan dalam ayat 9 dan 10, menggambarkan penempatan takhta-takhta di depan umum, tibanya Bapa dan pembukaan kitab-kita berisi bukti-bukti bagi pengadilan akhir. Nah, Daniel menggambarkan Kristus sebagai “Seorang seperti Anak Manusia” bergabung dengan Bapa dalam pengadilan akhir sebelum Mereka mengakhiri sejarah dunia.

Pada penglihatan itu diperlihatkan bahwa pengadilan itu berakhir dengan meninggikan Yesus, yang pada penutupannya Dia menerima kuasa yang kekal. Keputusan itu untuk selama-lamanya memeteraikan nasib Setan dan membuat alam semesta aman untuk zaman-zaman kekekalan yang akan datang. Oleh karena itu sebuah pengadilan mengenai kerja Yesus di bumi juga merupakan sebuah vonis untuk pembenaran akhir dan kekal bagi mereka yang telah memilih menerima manfaat inkarnasi-Nya, kehidupan-Nya, kematian-Nya, dan kebangkitan-Nya.

Salah satu hal paling menarik dari tempat diadakan pengadilan ini adalah tempat itu menggambarkan Yesus sebagai “Seorang seperti Anak Manusia.” Inilah ayat yang menerangkan Dia memilih gelar itu sebagai penggambaran kesukaan mengenai diri-Nya selama pelayanan-Nya di bumi. Ia memilih dan lebih menyukainya daripada Mesias atau Kristus, karena gelar itu sudah memperoleh banyak gambaran yang berhubungan dengan seorang raja yang menaklukkan. Untuk menghindari itu, Yesus memilih mengidentifikasikan diri-Nya sebagai “Anak Manusia.”

Yang menarik, Yohanes sang pewahyu menggunakan juga gelar Anak Manusia dalam Wahyu 14:14-16 untuk menggambarkan Yesus datang di dalam awan-awan surga pada akhir zaman guna menjemput pulang umat-Nya. Jadi, kita melihat bahwa umat Yahudi tidak terlalu salah ketika mereka menggambarkan Mesias sebagai raja penakluk. Tetapi mereka tidak seluruhnya benar. Dalam realita, pelayanan Yesus sebagai Anak Manusia mempunyai dua aspek-yang pertama sebagai Hamba yang menderita dan yang kedua sebagai Raja yang akan datang. Pengadilan akhir menggunakan apa yang dicapai pada fase pertama pekerjaan-Nya sebagai pembenaran untuk fase kedua, di mana Dia diberikan kekuasaan yang kekal.

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan